Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JASA PERTAMBANGAN BATU BARA, Samindo (MYOH) Optimistis Lampaui Target 2018

PT Samindo Resources Tbk., perusahaan jasa pertambangan batu bara, optimistis kinerja operasi dan finansial hingga akhir tahun ini akan melampaui target.
Aktivitas bongkar muat batu bara di salah satu tempat penampungan di Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (3/10/2018)./ANTARA-Irwansyah Putra
Aktivitas bongkar muat batu bara di salah satu tempat penampungan di Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (3/10/2018)./ANTARA-Irwansyah Putra

Bisnis.com, JAKARTA — PT Samindo Resources Tbk., perusahaan jasa pertambangan batu bara, optimistis kinerja operasi dan finansial hingga akhir tahun ini akan melampaui target.

Direktur Independen Samindo Ahmad Saleh mengatakan bahwa pengupasan lapisan batu bara (overburden) sebanyak 39,58 jutabank cubic meter (cbm) hingga kuartal III/2018 naik 11,34% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu 35,55 juta bcm. Emiten berkode saham MYOH itu menargetkan volume pengupasan lapisan batu bara pada tahun ini 54,4 juta bcm.

Realsiasi produksi batu bara (coal getting) pada Januari—September 2018 sebanyak 6,8 juta ton turun 9,33% dibandingkan dengan periode yang sama 7,5 juta ton. Realisasi itu juga masih di bawah target kuartal III/2018 sebanyak 7,9 juta ton. Samindo menargetkan total produksi batu bara pada tahun ini 10,7 juta ton.

Stockpile [stok batu bara] di sana [gudang] berlebih, jadi tidak dapat menumpuk lagi di sana. Ini terjadi di area pertambangan milik PT Kideco Jaya Agung,” katanya dalam pemaparan kinerja Samindo, Selasa (30/10).

Selain Kideco, Samindo Resources juga mendapatkan kontrak jasa pertambangan dari PT Bayan Resources Tbk.

Selain pengupasan dan produksi batu bara, Samindo juga melayani jasa pengangkutan batu bara. Realisasi pengangkutan batu bara pada kuartal III/2018 mencapai 21,25 juta ton naik 6,78% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu 19,9 juta ton. Namun, realisasi itu sedikit di bawah target kuartal III/2018 sebanyak 21,5 juta ton.

“Tahun ini [pengangkutan batu bara] relatif bagus karena cuaca cukup bagus,” katanya.

Saleh menjelaskan, perusahaan akan memaksimalkan pengupasan, produksi, dan pengangkutan batu bara pada 2 bulan terakhir tahun ini. “Mungkin untuk mendekati target yang ada sehingga kalau harus defisit tidak signifikan.”

Head of Investor Relations Samindo Resources Ahmad Zaki Natsir mengatakan, kinerja perusahaan sampai kuartal III/2018 masih positif. Kendati realisasi produksi batu bara (coal getting) masih di bawah target, pengupasan lapisan tanah batu bara masih meningkat.

“[Peningkatan] pendapatan karena kenaikan volume [pengupasan batu bara]. Kenaikan produksi otomatis meningkatkan pendapatan. Selain itu juga ada kenaikan tarif jasa pengupasan dan produksi batu bara. Tarif coal getting danoverburden [pengupasan] naik 5%.”

Selain itu, ada kompensasi dari perusahaan batu bara yang menggunakan jasa Samindo karena jarak dari sumber batu bara ke area pembuangan lapisan tanah bertambah menjadi 7 km dari sebelumnya hanya 5 km.

 

Samindo membukukan laba bersih US$21,53 juta atau sekitar Rp301,39 miliar (kurs rata-rata dalam Januari—September 2018 Rp14.000 per US$)  naik 148,8% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu US$8,65 juta. 

Kenaikan laba bersih dipicu oleh peningkatan pendapatan pada seluruh aktivitas operasional perusahaan sebesar 31,4% menjadi US$ 175,2 juta dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu US$ 133,29 juta.

Pada medio tahun ini, Samindo menaikkan target laba bersih 2018 menjadi US$22 juta lebih tinggi dari target awal US$17 juta.

Dari sisi biaya, menurut Zaki, berbagai program efisiensi yang telah digalakkan sejal awal 2018 mampu menahan laju biaya pokok produksi.  Indikasi ini terlihat dari kenaikan biaya pokok produksi yang lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan pendapatan. 

Sepanjang Januari—September 2018, biaya pokok produksi (cost of good sold/COGS) sebesar US$138,2 juta naik 18,9% dari US$116,25 juta (y-o-y).

“Dari empat komponen biaya produksi, hanya biaya material yang mengalami kenaikan secara signifkikan. Program efisiensi dengan fokus menekan biaya BBM cukup berhasil menahan laju kenaikan biaya bahan bakar.”

Empat komponen biaya produksi Samindo Resources adalah material, overhead cost, depresiasi, dan tenaga kerja. Total biaya produksi terbesar untuk material yang mencapai 40%, sebesar 20% di antarnya untuk BBM. Sisanya untuk komponen kendaraan dan pelumas.”

Dia juga menyebutkan, sepanjang Januari—September 2018, emiten berkode saham MYOH itu merealisasikan belanja operasi US$6,6 juta lebih tinggi dari kuartal III/2017 sebesar US$5,9 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sepudin Zuhri
Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper