Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Perlu Koreksi Kebijakan Swasembada Pangan

Indonesia masih saja direpotkan atas pencapaian target swasembada pangan, sudah waktunya mengoreksi kebijakan swasembada sebagai motor pencapaian keberhasilan pangan nasional.
Petani mengangkut benih padi di area pesawahan Pulo Ampel, Serang, Banten, Rabu (17/1/2018)./Antara-Weli Ayu Rejeki
Petani mengangkut benih padi di area pesawahan Pulo Ampel, Serang, Banten, Rabu (17/1/2018)./Antara-Weli Ayu Rejeki

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia masih saja direpotkan atas pencapaian target swasembada pangan, sudah waktunya mengoreksi kebijakan swasembada sebagai motor pencapaian keberhasilan pangan nasional.

Strategi swasembada lebih banyak bersifat politik ketimbang ekonomi. Hal itu sudah berlangsung sejak zaman Belanda, bahkan konon Amangkurat I melakukan strategi serupa.

Sudah waktunya Indonesia mengkoreksi kebijakan swasembada sebagai motor pencapaian keberhasilan pangan nasional.

“Indikator swasembada itu jumlah produksi domestik yang mampu memenuhi kebutuhan konsumsi nasional. Ini bahaya untuk ketahanan pangan nasional di masa depan,” jelas Parulian Hutagaol, Guru Besar FEM IPB.

Hendaknya Indonesia bisa meniru Thailand atau Vietnam. Negara tersebut tidak menggunakan strategi swasembada untuk mencukupi kebutuhan pangan nasionalnya. Mereka pacu produksi beras sekaligus membangun komoditas pangan unggulan lainnya, sehingga masyakarat mempunyai pilihan bahan pangan pokok.

Kehadiran perusahaan asing yang ada juga didayagunakan. Kemajuan teknologi yang biasanya dimiliki perusahaan multinasional malah diberdayakan untuk didorong memproduksi komoditas unggulan berdaya saing.

“Akhirnya negara mereka mampu mengejar ketertinggalan di kawasan Asia Tenggara bahkan kini eksportir besar ke negara lain, termasuk Indonesia,” ungkapnya.

Indonesia pun seharusnya mampu melakukan hal yang sama. Sejumlah perusahaan benih multinasional agrikultur berbasis sains dan riset telah lama masuk di Indonesia. “Sekarang tinggal pemerintah yang seharusnya mendorong industri yang ada untuk lebih produktif menciptakan benih-benih yang spesifik lokasi tidak melulu benih global untuk ditanam petani. Jika itu dilakukan kita bukan hanya mampu penuhi kebutuhan pangan nasional,tetapi malah eksportir produk pangan,” paparnya.

Oleh karena itu, menurutnya, perlu mengawal industri benih dalam negeri untuk menjadi kuat sehingga produktif juga menciptakan komoditas pangan yang marketable, baik di pasar domestik maupun mancanegara sehingga hasil produksi yang dihasilkan petani kita sudah sesuai permintaan global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper