Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Berupaya Agar Tarif Listrik pada 2019 Tidak Naik

Pemerintah mengupayakan agar tahun depan tak ada kenaikan listrik supaya keterjangkauan dari sisi akses rasio elektrifikasi dan tarif dapat terakomodasi.
Warga memeriksa jaringan listrik miliknya di salah satu Rusun di Jakarta, Senin (6/8/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Warga memeriksa jaringan listrik miliknya di salah satu Rusun di Jakarta, Senin (6/8/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah mengupayakan agar tahun depan tak ada kenaikan listrik supaya keterjangkauan dari sisi akses rasio elektrifikasi dan tarif dapat terakomodasi. 

Menteri ESDM, Ignasius Jonan mengatakan dengan adanya isu keterjangkaun itu, pemerintah memastikan untuk mengupayakan bahwa sampai akhir 2019 tidak ada kenaikan listrik.

Jonan juga menjelaskan saat ini untuk daerah terpencil, pemerintah telah membagikan lampu tenaga surya gratis antuk masyarakat. Menurutnya ada 2.519 desa yang juga belum menikmati listrik hingga akhir 2016. Daerah ini, lanjut dia,  jika dibangun transmisi dan sarana distribusi akan memakan waktu yang panjnag. Sehingga tantangan dari sisi konstruksi dan biaya akan sangat besar. 

“Nah akhirnya pemerintah memutuskan lampu tenaga surya hemat energi. Jadi, masyarakat menggunakan solar sistem, yang bisa menghidupkan 4 lampu, setara 25 watt lampu pijar dan bisa untuk charge hp. Namun belum bisa untuk menyalakan tv,”jelasnya Rabu  (24/10/2018).

Jonan memaparkan hahun lalu pemerintah telah memasangnya untuk 79.556 rumah yang rata-rata masih berlokasi di wilayah timur, namun ada juga yang di wilayah barat misalnya saja di Kepulauan Riau. Sementara untuk target tahun ini, pemerintah sebanyak 175.000 dilanjutkan tahun depan 98.000, dengan total kurang lebih 400 rb rumah atau kk.

 “Kalau rumah begini berlangganan listrik berani ga, nah ini dipasang listrik lampu tenaga surya. Ini gratis. Saya lapor pak Presiden agar  dibikin perpres khusus. Biayanya rata2 3,5-4 juta saja. Itu sama dengan kita naik pesawat dr barat ke Papua,”jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper