Bisnis.com, JAKARTA -- Produsen sepatu berfokus agar penerapan industri 4.0 pada sektor ini meningkatkan produktifitas.
Firman Bakri, Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesian(Aprisindo) menuturkan saat ini nilai ekspor sepatu nasional relatif kecil dibandingkan dengan nilai industri sepatu global. Diperkirakan nilai ekspor sepatu Indonesia hingga akhir 2018 hanya US$5,1 miliar.
"Jadi kalau perusahaan mengadopsi Industri 4.0, maka arahnya adalah menambah kapasitas usaha untuk memperluas pasar," kata Firman di Jakarta, Rabu (24/10/2018).
Dia menuturkan, saat ini sepatu Indonesia hanya memiliki dua pasar dominan yakni Amerika Serikat dan Eropa. Kedua pasar ini telah menyerap lebih dari 75% ekspor nasional.
Firman menuturkan, pesaing Indonesia seperti Vietnam hingga Kamboja memiliki problem yang sama dengan Indonesia. Negara-negara ini juga mengimpor bahan baku untuk memenuhi pasar utama itu.
"Sehingga penggunaan teknologi memastikan kita unggul disisi lainnya [karena bahan baku sama-sama impor]," katanya.
Dia menambahkan Indonesia memiliki daya saing dengan ketersediaan tenaga kerja. Pekerja Indonesia juga cukup terlatih. Maka dengan kondisi ini kompetisi memenangkan pasar terletak pada efisiensi bisnis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel