Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Ingatkan Indonesia Jangan Bergantung Pasar Besar

Presiden Joko Widodo menyatakan ekspor Indonesia jangan hanya bergantung kepada pasar besar melainkan juga berusaha untuk masuk ke pasar-pasar non-tradisional.
Aktivitas bongkar muat di terminal petikemas Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (17/4)./JIBI-Paulus Tandi Bone
Aktivitas bongkar muat di terminal petikemas Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (17/4)./JIBI-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, TANGERANG--- Presiden Joko Widodo menyatakan ekspor Indonesia jangan hanya bergantung kepada pasar besar melainkan juga berusaha untuk masuk ke pasar-pasar non-tradisional.

Seperti diketahui, pasar non-tradisional yang dimaksud adalah negara tujuan ekspor yang belum banyak digarap oleh Indonesia seperti Asia Selatan, Timur Tengah atau Afrika. Contoh pasar tradisional bagi Indonesia antara lain China.

Presiden mengatakan pemerintah telah mengambil langkah kongkrit supaya Indonesia dapat masuk ke pasar ekspor non-tradisional.

"Ya kita telah perintahkan kepada duta besar, kepada konsulat jenderal, kepada ITPC (Indonesia Trade Promoting Centre) yang kita miliki untuk melihat potensi, melihat peluang yang ada, produk apa yang kita bisa masuk ke sana. Ya itu. Saya kira konkrit itu," kata Presiden di Indonesia Convention Exhibition (ICE) di Tangerang, Banten, Rabu (24/10/2018).

Di ICE, Presiden membuka secara resmi acara pameran dagang berskala internasional terbesar di Indonesia yaitu Trade Expo Indonesia (TEI) 2018 yang akan diselenggarakan pada 24-28 Oktober 2018.

Presiden mengatakan pasar besar atau pasar tradisional terkadang mudah bergejolak atau volatil. Dengan demikian, semakin banyak pasar yang dimiliki oleh Indonesia maka akan memberikan kemantapan bagi industri yang berorientasi ekspor.

"Tapi memang sekarang yang berkaitan dengan memperbaharui desain, memperbaiki packaging, kemudian cara-cara marketing, cara-cara penjualan yang baru itu harus dikenalkan," kata Presiden mengenai produk yang dihasilkan oleh industri Indonesia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, neraca perdagangan Indonesia pada September 2018 surplus sebesar US$230 juta atau lebih baik dibandingkan dengan Agustus 2018 lalu yang defisit US$1,02 miliar.

Kendati demikian, dihitung sejak awal 2018 (Januari-September), neraca perdagangan Indonesia masih defisit sebesar US$3,79 miliar dimana ekspor sebesar US$134,99 miliar atau lebih kecil dibandingkan dengan impor US$138,78 miliar.

Presiden mengatakan pemerintah berharap ekspor dapat terus ditingkatkan sembari impor ditekan. " Ya alhamdulillah kemarin (September 2018) sudah bisa surplus (neraca perdagangan) US$227 juta," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yodie Hardiyan
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper