Bisnis.com, HONG KONG — Perusahaan teknologi Qualcomm Inc. memproyeksi teknologi 5G atau jaringan seluler generasi kelima mulai diterapkan secara komersial pada tahun depan.
Teknologi ini telah diuji coba oleh operator seluler di beberapa negara. Beberapa produsen ponsel pun siap memproduksi perangkat berteknologi 5G.
Qualcomm Inc President, Cristiano Amon mengatakan 5G akan membawa perubahan besar dalam industri telekomunikasi dan juga turut merangsang perubahan di industri lain.
"Dengan 5G, dunia menjadi terhubung dan berkomunikasi. Ini akan terwujud pada 2019 dan banyak peluang [dari penerapan 5G]," ujarnya dalam media meeting Qualcomm 4G/5G Summit di Hong Kong, Senin (22/10).
Dia menambahkan, kalangan operator selular dunia telah melakukan uji coba teknologi 5G menggunakan modem besutan Qualcomm, yakni Snapdragon X50. Beberapa diantaranya yaitu Telstra, Sprint, dan SK Telecom.
Bebarapa kalangan pabrikan atau original equipment manufacturer (OEM) siap memproduksi ponsel 5G pada 2019. Ponsel yang diproduksi bakal ditanam modem Snapdragon X50 sehingga bisa mengakomodasi 5G.
Sebelumnya, Qualcomm sudah memperkenalkan antena dan modem untuk ponsel 5G. Kombinasi modem-antena ini membuat jaringan 5G beserta ponselnya siap dikembangkan secara komersial.
Beberapa negara yang siap menerapkan 5G antara lain Australia, Korea Selatan, China, dan Jepang. Di Indonesia, sejumlah operator seperti Telkomsel dan XL sebelumnya juga melakukan ujicoba 5G. Telkomsel bahkan memamerkan teknologi ini dalam pesta olahraga Asian Games 2018 lalu.
Dengan kecepatan lebih cepat dan latensi lebih rendah generasi sebelumnya, 5G tidak hanya saling menghubungkan antarmanusia, tetapi juga mengontrol mesin, objek maupun perangkat.
Rasmus Hellberg, Senior Director Marketing Qualcomm Technologies menyebut 5G akan mendorong transformasi di beragam sektor, mulai dari industri manufaktur, otomotif, dan kesehatan. Lewat koneksi super cepat, misalnya diagnosa dan operasi bisa dilakukan lewat jarak jauh.
Di industri transportasi, kendaraan juga dimungkinkan untuk saling bertukar informasi sehingga bisa meningkatkan keselamatan berkendara. Kendaraan yang ditanam chipset bakal memberikan sinyal keberadaan objek lain di sekitarnya. Pengemudi juga bakal mendapat peringatan bila ada pergerakan kendaraan lain yang membahayakan.
IHS Markit dalam laporannya bertajuk How 5G Technology will Contribute to The Global Economy memperkirakan 5G bisa menciptakan nilai barang dan jasa sebesar US$12,3 triliun pada 2035.
Rantai pasok 5G juga bisa mendatangkan pendapatan hingga US$2,5 triliun dan mendukung penciptaan lapangan kerja sebanyak 22 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel