Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Pasar Obat Nyamuk Diperkirakan Sentuh Rp5 Triliun

Perusahaan bidang perawatan rumah tangga, Godrej Indonesia, menyampaikan bahwa empat dari sepuluh rumah tangga di Indonesia menggunakan obat nyamuk. Dengan nilai pasar mencapai Rp 5 triliun, segmen tersebut dinilai potensial untuk digarap.
Nyamuk Aedes aegypti/Reuters
Nyamuk Aedes aegypti/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan bidang perawatan rumah tangga, Godrej Indonesia, menyampaikan bahwa empat dari sepuluh rumah tangga di Indonesia menggunakan obat nyamuk. Dengan nilai pasar mencapai Rp 5 triliun, segmen tersebut dinilai potensial untuk digarap.

Akhil Chandra, Presiden Direktur Godrej Indonesia, menjelaskan dari keseluruhan penggunaan obat nyamuk, 40% merupakan obat nyamuk bakar atau berbahan coil. 20% lainnya berbahan aerosol dan sisanya jenis-jenis lain. Nilai pasar obat nyamuk bakar yang mencapai Rp 2 triliun dinilai Akhil sebagai potensi besar.

Melihat potensi tersebut, Godrej Indonesia meluncurkan produk obat nyamuk bakar pada hari ini, Kamis (18/10) di Kemayoran, Jakarta.

Akhil menjelaskan, peluncuran produk tersebut untuk menyentuh pangsa pasar besar dan memperkokoh Gordej Indonesia yang telah unggul dalam beberapa segmen produk kebutuhan rumah tangga.

"Kami berfikir dengan terus meluncurkan produk baru akan relevan pada kebutuhan konsumen. Kami akan mendapat penetrasi pasar yang baik," ujar Akhil kepada Bisnis, Kamis (18/10).

Akhil menjelaskan pasar obat nyamuk bakar membentang luas di berbagai kalangan, baik kalangan ekonomi atas maupun bawah, juga di perkotaan dan pedesaan.

Kebanyakan konsumen dinilai mendapatkan produk obat nyamuk bakar melalui warung-warung atau minimarket. Hal tersebut membuat Akhil akan meningkatkan penjualan langsung.

Pengembangan distribusi akan dilakukan Godrej Indonesia dengan fokus ke warung dan pertokoan kecil. Akhil pun menjelaskan perkembangan minimarket di Indonesia menjadi peluang bagi industri untuk mengembangkan distribusi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Maftuh Ihsan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper