Bisnis.com, NUSA DUA, Bali — Sekretaris Jenderal The Organisation for Economic Co-operation and Development Angel Gurría bergabung dengan Indonesia dan para mitra menyatakan dukungan untuk sistem pendanaan campuran atau blended finance sejalan dengan upaya mendukung pemenuhan sustanaible development goals.
“Tidak ada kekurangan sumber daya yang terjadi di seluruh dunia akan tetapi kekurangan dana dalam jumlah besar untuk pengembangan sedang berkembang. Pendanaan campuran dapat dan harus meningkatkan kehidupan orang-orang dengan menghubungkan sumber daya modal pribadi yang luas dengan orang-orang yang paling membutuhkannya,” tulis Gurria dalam siaran pers, Minggu (14/10/2018).
Gurria menyatakan bergabung dengan Indonesia dan para mitra untuk mengumumkan peta jalan baru untuk pendanaan campuran yang termasuk dalam “Road Map Tri Hita Karana untuk Keuangan Campuran”. Para pendukung peta jalan mengakui bahwa bahasa umum dan aksi kolektif diperlukan untuk menyamapikan kebutuhan pembiayaan untuk mendukung pemenuhan sustainable development goals.
The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) mencatat kesanjangan pendanaan tahunan mencapai US$2,5 triliun untuk SDG negara-negara berkembang. Oleh karena itu, pendanaan campuran merupakan salah satu alat penting untuk memobilisasi pembiayaan swasta.
Selain itu, berdasarkan catatan OECD secara global, dana pensiun dan perusahaan asuransi sekitar US$55 triliun pada 2015. Namun, arus investasi langsung asing atau foreign direct investment (FDI) yang mengalir ke negara-negara berkembang sekitar US$650 miliar pada 2016.
OECD mempromosikan standar internasional untuk menggunakan instrumen pengembagan untuk memanfaatkan keuangan komersial. Salah satunya prinsip keuangan OECD DAC Blended for Unlocking Commercial Finance.
Diberitakan Bisnis sebelumnya, Menko Maritim Luhut B. Pandjaitan mengatakan pemerintah Indonesia menyatakan komitmen mendorong implementasi blended finance sebagai alternatif pembiayaan dengan membantu pemberian insentif berupa regulasi. Salah satu contoh regulasi yang akan disusun berupa Peraturan Presiden (Perpres) tentang sampah.
Sementara itu, Presiden Yayasan United in Diversity (UID) Mari Elka Pangestu menilai kunci dari keberhasilan blended finance yakni kerja sama pemerintah dan sektor swasta. Dia menjelaskan blended finance lebih mempertimbangkan biaya sosial ke depan, sehingga harus ramah lingkungan agar dapat menarik investor yang fokus kepada aspek lingkungan.