Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengusaha Khawatir Penaikan Harga BBM Jadi Isu Politik

Asosiasi Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik Indonesia (Inaplas) lebih mengkhawatirkan isu politik bakal mempengaruhi bisnis apabila harga BBM dinaikkan.
Petugas melayani pembelian bahan bakar minyak di salah satu SPBU di Nusa Dua, Bali, Rabu (10/10/2018)./JIBI-Abdullah Azzam
Petugas melayani pembelian bahan bakar minyak di salah satu SPBU di Nusa Dua, Bali, Rabu (10/10/2018)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik Indonesia (Inaplas) lebih mengkhawatirkan isu politik bakal mempengaruhi bisnis apabila harga BBM dinaikkan.

Fajar Budiyono, Sekretaris Jenderal Inaplas, mengatakan apabila pemerintah menaikkan harga BBM, memang ada kenaikan biaya distribusi, tetapi tidak terlalu signifikan dampaknya terhadap industri. Apalagi, industri lebih banyak mengonsumsi solar dibandingkan jenis premium.

“Yang kami khawatirkan saat ini lebih ke non technical, yaitu isu politik. Jika politik memanas, jadi susah untuk forecast sampai pilpres nanti,” ujarnya Kamis (11/10/2018).

Sebagai contoh, saat Pilkada Jakarta memanas pada tahun lalu, permintaan produk plastik sangat terpengaruh. Selain itu, kenaikan harga BBM bakal lebih berpengaruh ke masyarakat karena daya beli saat ini tidak terlalu baik.

Menurutnya, industri yang akan banyak terpengaruh oleh kenaikan harga BBM adalah industri pengguna produk hilir, seperti industri makanan dan minuman. Kalaupun ada dampak ke industri plastik, Fajar memperkirakan kenaikan biaya masih di bawah 2%.

Untuk tahun ini proyeksi pertumbuhan industri plastik dari asosiasi sebesar 5,4%. Fajar menjelaskan angka ini merupakan target realistis dari para pelaku industri.

Dia juga berpendapat pertumbuhan sepanjang 2018 bisa melebihi proyeksi awal karena industri makanan dan minuman optimistis dapat tumbuh lebih dari 10% pada 2018.

Fajar menambahkan selain situasi politik yang kondusif, pertumbuhan tersebut bisa tercapai apabila bantuan pemerintah segera terserap, dan dana desa juga tidak terlambat disalurkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Maftuh Ihsan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper