Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bantuan untuk Palu dan Donggala, PMI Akan Salurkan Rp21 Miliar

Palang Merah Indonesia (PMI) menerima donasi untuk bantuan korban bencana Sulawesi Tengah dengan nilai lebih dari Rp21 miliar.
Kapal Sabuk Nusantra 39 yang terdampar ke daratan akibat gempa dan tsunami di desa Wani, Pantai Barat Donggala, Sulawesi Tengah, Senin (1/10/2018)./ANTARA-Muhammad Adimaja
Kapal Sabuk Nusantra 39 yang terdampar ke daratan akibat gempa dan tsunami di desa Wani, Pantai Barat Donggala, Sulawesi Tengah, Senin (1/10/2018)./ANTARA-Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA -- Palang Merah Indonesia (PMI) menerima donasi untuk bantuan korban bencana Sulawesi Tengah dengan nilai lebih dari Rp21 miliar.

Pelaksana Harian Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Ginanjar Kartasasmita mengatakan situasi bantuan tanggap darurat akan berakhir hari ini, Selasa (11/10/2018), dan seharusnya PMI sudah dapat melanjukan ke tahap bantuan pemulihan.

"Donasi yang masuk akan digunakan untuk bermacam-macam keperluan, dan keperluan selanjutnya nanti itu kita rundingkan dulu," katanya, Kamis (11/10/2018).

Adapun, untuk membantu Palu dan Donggala PMI sejauh ini telah menerima donasi sebanyak Rp10,8 miliar dari berbagai perusahaan di Indonesia, US$200.000 dari Palang Merah China, dan US$500.000 dari Taipe Economic and Trade Office.

Diluar bantuan tunai, PMI juga menerima donasi dalam bentuk barang, yang salah satunya berasal dari Yayasan Korindo berupa multipleks/plywood sebanyak 112.200 lembar bernilai Rp7 miliar.

Sementara itu, penggunaan PMI sejauh ini mencapai Rp4,02 miliar, disalurkan dalam bentuk selimut, tikar, jerigen, sarung tangan, kantong mayat, terpal, hygiene kit, baby kit, IT box, tenda pleton, masker, ember, kelambu, helikopter, truk tangki, ambulan, dan hunggland.

Ginandjar mengatakan, PMI memiliki 600 lebih relawan yang mana akan selalu memberikan laporan mengenai keadaan korban, dan hal tersebut dijadikan acuan bagi PMI untuk lebih akurat dalam menyalurkan bantuan.

Hanya saja, jika PMI sudah selesai dengan masa darurat, maka PMI akan lebih fokus tahap pemulihan. PMI akan mulai membangun fokus pada mempertemukan sitai korban dengan keluarganya, membangun tempat tinggal sementara yang lebih layak bagi setiap keluarga, dan mulai mengintensifkan pemulihan kondisi psikologi korban.

"Dan mungkin akan seperti Lombok dimana PMI sudah membuka sekolah darurat disana," ujarnya.

Kepala Perwakilan Taipei Economic and Trade Office Jhon C. Chen mengatakan pemerintah dan rakyat Taiwan ikut merasakan kepedihan yang dirasakan oleh saudara-saudara di Indonesia, khususnya yang di Lombok, Palu, dan Donggala.

"Kami ikut merasakan kehilangan yang sama, kami bersama saudara-saudara di Indonesia untuk menunjukkan rasa empati kami," katanya.

Adapun, Taipei Economic and Trade Office sebebelumnya juga bekerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan menyerahkan donasi senilai US$500.000 untuk korban becana di Sulawesi Tengah. Sementara itu, pada bencana gempa di Lombok dua bulan lalu, Taiwan juga memberikan donasi senilai US$250.000.

"Dikarenakan skala bencana yang lebih berat, bantuan kali ini lebih besar, dan kami harap dapat segera sampai kepada para korban yang membutuhkan," ujarnya.

Dalam kesempatan yang berbeda, Ketua Yayasan Korindo Robert Seung juga menyampaikan bela sungkawanya.  Robert menjelaskan Korindo Group juga telah lama beroperasi di Indonesia, yakni sejak 1969. "Kami ikut menikmati perkembangan ekonomi yang terjadi di Indonesia. Dan kami merasa sangat bertanggung jawab juga untuk berkontribusi besar kepada masyarakat Indonesia."

Sebelumnya, kata Robert, yayasan telah berkomunikasi dengan PMI untuk menentukan bentuk donasi yang dapat diberikan. Namun, dikarenakan Korindo Group merupakan Produsen Plywood, ada baiknya memberikan bantuan yang cocok dengan kemampuan jenis industrinya.

"Kami harap plywood ini dapat digunakan untuk merekonstruksi kembali Sulawesi Tengah. Sehingga korban selamat juga dapat kembali ke kehidupan normalnya lebih cepat."

Robert menambahkan, Korindo percaya sepenuhnya kepada PMI untuk dapat pemanfaatan bantuan tersebut. 

"Kami mengerti bencana ini cukup besar dan sulit untuk ditangani, banyak infrastruktur yang hancur, keterbatasan akses untuk menyalurkan bantuan, tapi PMI dan pemrintah telah bekerja dengan sangat rajin, kami percaya dalam waktu dekan Sulawesi Tengah akan kembali pulih," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : M. Richard

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper