Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi di Sektor Pulp Diharapkan Meningkat

Kementerian Perindustrian memperkirakan terdapat sejumlah pabrik kertas dan pulp yang akan mulai beroperasi penuh pada triwulan IV/2018.
Foto aerial kawasan pabrik PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) di Pangkalan Kerinci, Riau, yang merupakan salah satu pabrik kertas terbesar di dunia./Istimewa
Foto aerial kawasan pabrik PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) di Pangkalan Kerinci, Riau, yang merupakan salah satu pabrik kertas terbesar di dunia./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian memperkirakan terdapat sejumlah pabrik kertas dan pulp yang akan mulai beroperasi penuh pada triwulan IV/2018.

Edy Sutopo, Direktur Industri Hasil Hutan Perkebunan Kementerian Perindustrian menuturkan berdasarkan rencana kerja yang diserahkan oleh pelaku usaha sedikitnya ada dua pabrik kapasitas besar yang akan memasuki tahapan operasi penuh.

Pabrik itu antara lain pabrik kertas tissue berkapasitas 500.000 ton di Sumatra Selatan juga pabrik tissue di Bogor. Lainnya adalah pabrik dissolving pulp di Pangkalan Kerinci, Riau berkapasitas 350.000 ton.

“Kami dorong terus. Sawit, pulp merupakan potensi ekonomi yang sangat penting. Jangan sampai diganggu orang, kalau amblek semua akan susah,” kata Edy di Medan, belum lama ini.

Dia menuturkan, selain menambah produksi, para produsen pulp dan kertas juga melancarkan sejumlah inovasi. Edy mencontohkan produsen produk kertas mulai mengenalkan varian kertas untuk mencetak produk-produk digital.

“Ekspansi ini merupakan lanjutan. Sebagian kapasitas produksi sudah jalan mulai tahun lalu,” katanya.

Dalam kesempatan terpisah, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebutkan pihaknya menjajaki investasi lanjutan dari Finlandia untuk industri kertas serta pusat inovasi dan teknologi.

Dia menjelaskan, berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), hingga triwulan III?2018, investor dari Finlandia telah menanamkan modalnya di sektor industri kertas, barang dari kertas dan percetakan senilai US$1,75 juta. Nilai investasi ini terbagi dalam dua proyek utama.

“Hal ini [ekspansi di Indonesia] sangatlah tepat karena Indonesia memiliki keunggulan komparatif terutama terkait bahan baku, di mana produktivitas tanaman kami jauh lebih tinggi dibandingkan negara-negara pesaing yang beriklim subtropis,” katanya.

Kementerian Perindustrian mencatat negara-negara pemasok utama pulp dan kertas di dunia yakni North America dan Scandinavia (NORSCAN) menunjukan kecenderungan penurunan produktivitas lahan. Akibatnya investasi dan pemenuhan bahan baku sektor ini bergeser ke Asia Tenggara serta Amerika Latin seperti Chili, Brasil, dan Uruguay.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Anggara Pernando
Editor : Maftuh Ihsan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper