Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Minta Izin Bangun Sekolah untuk Keluarga TKI di Semenanjung Malaysia

Pemerintah Indonesia meminta izin kepada Pemerintah Malaysia untuk membangun sekolah untuk anak-anak Tenaga Kerja Indonesia (TKI) atau community learning center (CLC) di Semenanjung Malaysia.
Presiden Joko Widodo (tengah) menerima kunjungan kehormatan Deputi Perdana Menteri Malaysia Dato Seri Wan Azizah Wan Ismail (kedua kiri)di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (9/10). ANTARA FOTO/Desca Lidya Natalia
Presiden Joko Widodo (tengah) menerima kunjungan kehormatan Deputi Perdana Menteri Malaysia Dato Seri Wan Azizah Wan Ismail (kedua kiri)di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (9/10). ANTARA FOTO/Desca Lidya Natalia

Bisnis.com, BOGOR — Pemerintah Indonesia meminta izin kepada Pemerintah Malaysia untuk membangun sekolah untuk anak-anak Tenaga Kerja Indonesia (TKI) atau community learning center (CLC) di Semenanjung Malaysia.

Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid mengatakan bahwa Pemerintah Indonesia meminta kepada Malaysia untuk memberi kesempatan atau izin mendirikan CLC di kawasan Semenanjung Malaysia seperti Kuala Lumpur, Johor, dan Penang.

"Boleh dikelola oleh pemerintah langsung lewat KBRI [Kedutaan Besar Republik Indonesia], KJRI [Konsulat Jenderal Republik Indonesia] atau dikelola oleh kelompok masyarakat yang ada di Malaysia," kata Nusron di Istana Kepresidenan Bogor, Selasa (9/10/2018).

Seperti diketahui, Wakil Perdana Menteri Malaysia Wan Azizah Wan Ismail dan rombongan menemui Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor. Nusron turut hadir bertemu menemui pemerintah Malaysia.

Dalam pertemuan itu, pemerintah Indonesia mengucapkan terima kasih kepada Malaysia yang sudah memberi izin kepada 59 CLC di Serawak dan Sabah dengan jumlah murid sekitar 84.000.

Untuk di Semanjung Malaysia sendiri, sambung Nusron, terdapat sekitar 40.000 anak-anak dari TKI yang bekerja di sektor konstruksi.

"Karena hampir semua (TKI) sektor konstruksi itu adalah illegal. kalau sektor pabrik, kilang, atau sektor kebun atau ladang, semua rata-rata legalnya di semenanjung. Tapi, yang konstruksi itu banyak yang ilegal," katanya.

Para TKI ilegal itu, menurut Nusron, datang untuk bekerja di Malaysia dengan membawa keluarga seperti anak dan istri. Anak-anak yang dibawa tersebut disebut tidak memiliki kesempatan untuk sekolah di KBRI karena jarak yang jauh sekitar 100-150 km dari lokasi tempat tinggal. Dengan demikian, pemerintah Indonesia berharap dapat membangun sekolah atau CLC di kawasan Semenanjung Malaysia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper