Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terus Merugi, Ini Saran Dewan Komisaris Garuda Indonesia

Maskapai Garuda Indonesia diminta untuk semakin pandai dalam membuat terobosan pada bidang niaga guna meningkatkan kinerja keuangan yang masih merugi.
Penumpang bersiap menaiki pesawat maskapai penerbangan Garuda Indonesia di Bandara Frans Kaisiepo Biak, Papua, Selasa (29/10/2013). /Bisnis-Dwi Prasetya
Penumpang bersiap menaiki pesawat maskapai penerbangan Garuda Indonesia di Bandara Frans Kaisiepo Biak, Papua, Selasa (29/10/2013). /Bisnis-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA -- Maskapai Garuda Indonesia diminta untuk semakin pandai dalam membuat terobosan pada bidang niaga guna meningkatkan kinerja keuangan yang masih merugi.

Komisaris Utama PT Garuda Indonesia Tbk. Agus Santoso mengatakan kerugian dalam sebuah perusahaan bukan merupakan hal yang luar biasa. Namun, harus segera memikirkan langkah terobosan yang harus segera dilaksanakan untuk mengurangi kerugian maupun membalikkan menjadi keuntungan.

"Kerugian akibat pembukaan rute jarak jauh seperti [Jakarta--] London harus menjadi pembelajaran dan segera mengalihkan operasional kepada rute lain yang potensial," kata Agus seusai menghadiri peresmian Garuda Indonesia Travel Fair, Jumat (5/10/2018).

Dia menambahkan ekspansi maskapai pelat merah ke Eropa masih bisa dilakukan melalui Amsterdam, karena masyarakat Indonesia ingin berkunjung ke kota lain di Eropa. Potensi tersebut harus bisa dimanfaatkan tanpa harus membuka penerbangan langsung, melainkan melalui skema kerja sama codeshare dengan maskapai lain.

Selain itu, lanjutnya, pangsa pasar masyarakat dalam negeri juga banyak yang melakukan perjalanan ke wilayah regional Asia Pasifik. Salah satu negara yang bisa dimanfaatkan adalah China.

Garuda maupun Citilink sudah memiliki izin terbang menuju 20 kota di Negeri Tirai Bambu menggunakan penerbangan carter. Perlu dipikirkan untuk mengubah menjadi penerbangan reguler berjadwal, karena segmen pasar mencakup masyarakat menengah ke bawah dan atas. Selain itu, ada tujuan Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Hendra Wibawa
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper