Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelemahan Rupiah Tekan Produsen Kaleng Kemasan

Produsen kaleng kemasan mengalami tekanan ganda akibat pelemahan rupiah yang telah menembus level Rp15.000 per dolar AS.n 
Ilustrasi makanan kaleng/canned-fresh.com
Ilustrasi makanan kaleng/canned-fresh.com

Bisnis.com, JAKARTA -- Produsen kaleng kemasan mengalami tekanan ganda akibat pelemahan rupiah yang telah menembus level Rp15.000 per dolar AS.

Di satu sisi, ada kenaikan harga bahan baku tinplate yang diimpor. Di sisi lain, para produsen makanan dan minuman (mamin) yang sebelumnya menggunakan kemasan kaleng beralih ke kemasan plastik untuk meningkatkan efisiensi. 
 
"Sekarang tekanannya bertambah besar," kata General Manager PT Ancol Terang Metal Industri Arief Junaidi, Jumat (5/10/2018). 
 
Dia menerangkan saat ini pihaknya telah memangkas margin agar harga jual ke konsumen tidak naik. Pilihan ini dilakukan karena industri pengguna kemasan kaleng akan beralih ke produk impor atau kemasan substitusi jika harga jual kemasan kaleng dinaikan. 
 
Dalam diskusi dengan para buyer, diketahui jika mereka akan langsung mengimpor kaleng jadi jika harga dinaikan. Kalaupun ada ruang untuk menaikan harga jual, maka jumlahnya tidak akan lebih dari 4% dan besaran ini tidak akan menutup lonjakan biaya yang terjadi. 
 
 "Cara ini pasti ada batasannya, bila tidak ada perbaikan maka kemungkinan perusahaan tutup," tutur Arief. 
 
Masalah lain yang dihadapi industri pembuat kemasan berbahan kaleng adalah adanya perjanjian dagang dengan negara kemasan di mana produk kaleng jadi dikenai bea masuk 0%. Dengan demikian, harga jual di Indonesia jauh di bawah pokok industri nasional. 

"Dengan mayoritas bahan baku impor, otomatis menekan kami. Sementara itu, penjualan kami 80% ke pasar domestik dengan rupiah," tambahnya.
 
Dalam kesempatan terpisah, Ketua Asosiasi Pengusaha Kemas Kaleng Indonesia (APKKI) Halim Parta Wijaya mengungkapkan pihaknya berharap pemerintah mempertimbangkan menghapuskan bea masuk dumping karena pada dasarnya akan melindungi keberlangsungan ribuan pekerja di industri kemas kaleng. 
 
"Sementara itu, pemohon dumping karyawannya hanya ratusan. Ini mohon juga dipertimbangkan," ucapnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Anggara Pernando
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper