Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengusaha Pakan Sudah Dekati Sentra Jagung

Pelaku usaha pakan ternak mengklaim sudah berekspansi ke luar Jawa bahkan untuk mendekati sumber bahan baku, yakni jagung.
Petani memanen jagung saat panen di Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah, Rabu (13/12)./ANTARA-Maulana Surya
Petani memanen jagung saat panen di Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah, Rabu (13/12)./ANTARA-Maulana Surya

Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku usaha pakan ternak mengklaim sudah berekspansi ke luar Jawa bahkan untuk mendekati sumber bahan baku, yakni jagung.

Penasihat Gabungan Pengusaha Makanan Ternak Sudirman, mengatakan sudah berekspansi ke luar Pulau Jawa. “Dibutuhkan setidaknya 2 juta hingga 3 juta penduduk di daerah ekspansi, untuk memenuhi skala ekonomi satu pabrik pakan ternak”, ujar Sudirman Selasa (2/10) dalam siaran resmi.

Sudirman menambahkan, ada 2 pabrik pakan yang akan dibangun di Kalimantan Selatan tahun depan. Lima tahun ke depan, ada 3 - 4 pabrik baru akan dibangun di Sulawesi. Sampai dengan saat ini dari 91 pabrik pakan se-Indonesia, 66 pabrik di antaranya berada di Pulau Jawa.

Langkah pengusaha ini merespons pemerintah yang  mengimbau pelaku industri peternakan membangun sentra di sekitar pusat produksi jagung untuk menekan biaya logistik.

Direktur Jenderal (Dirjen) Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Sumardjo Gatot Irianto  mengatakan sentra produksi jagung diharapkan terintegrasi dengan pabrik pakan ternak, dan peternakan.  Pemerintah menyampaikan imbauan ini menyusul keluhan pelaku usaha pakan dan peternakan ayam akan kenaikan harga jagung, hingga merayu pemerintah kembali membuka keran impor jagung.

Anggota Komite II DPD RI Rahmiati Yahya berkeberatan dengan adanya keinginan sebagian kecil pengusaha agar pemerintah kembali membuka keran impor jagung. Padahal, produksi jagung sedang melimpah. Dia khawatir, jika keinginan itu diikuti impor tersebut jadi polemik baru seperti halnya beras.

 "Kita kan sudah ekspor jagung. Kemarin saja, dari Gorontalo ekspor sebanyak 70.150 ton jagung. Masak mau kembali impor. Saya kira enggak perlu," katanya.

Dia berharap para pengusaha lebih memerhatikan kesejahteraan petani dalam negeri dengan mengoptimalkan penyerapan jagung lokal. Jika terjadi kekurangan pasokan, para pengusaha sebaiknya mengambil dari sentra jagung yang surplus bukan malah minta impor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper