Bisnis.com, JAKARTA — Gejala kenaikan harga beras semakin menguat, tercermin dari terus naiknya harga gabah di tingkat petani dan penggilingan pada September 2018.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, rerata harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani pada September mencapai Rp4.889/kg, naik 2,40% dari bulan sebelumnya. Adapun, di tingkat penggilingan, harganya menembus Rp4.990/kg, naik 2,46% dari bulan sebelumnya.
Sementara itu, rerata harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani pada September menyentuh Rp5.399/kg atau naik 1,71% secara month to month (mtm), sedangkan di tingkat penggilingan mencapai Rp5.501/kg, naik 1,86% secara mtm. (Lihat grafis)
Ketua Umum Asosiasi Bank Benih Tani Indonesia (AB2TI) Dwi Andreas Santosa telah memperkirakan bahwa mulai September, tanda-tanda kenaikan harga beras semakin terasa. Pasalnya, masa panen masih terjadi di sejumlah daerah.
Bagaimanapun, dia memprediksi harga beras akan semakin konstan naik pada Oktober hingga masa panen berikutnya. Alhasil, harga beras dan gabah kering di tingkat petani akan terus terkerek karena besarnya permintaan.
“Saya berharap, Bulog masih bisa terus menyerap beras ataupun GKP untuk mengisi pasokan di gudangnya. Namun, melihat kondisi saat ini, terutama kekeringan di lebih dari 50% daerah produksi, saya harap harga pokok pembelian gabah atau beras direvisi,” katanya kepada Bisnis.com, Senin (1/10/2018).
Sekadar catata, dengan adanya Instruksi Presiden No.5/2015, Perum Bulog (Persero) hanya dapat menyerap produksi GKP seharga Rp3.700/kg, GKG Rp4.600/kg dan beras Rp7.300/kg, dengan fleksibilitas maksimal 10%. Dengan demikian, Dwi berpendapat, revisi Inpres tersebut diperlukan agar meringankan beban Bulog dalam menyerap beras atau gabah dan tidak menekan petani.
Sementara itu, Kepala BPS Suhariyanto meyakini harga beras di tingkat konsumen akan tetap terkendali karena masih amannya cadangan beras milik Bulog.
“Kondisi panen tahun ini memang diperkirakan terganggu oleh faktor alam. Namun, kami melihat harga beras masih akan stabil, berikut pasokannya di pasar. Sebab, kabar terakhir yang kami terima stok cadangan beras pemerintah [CBP] Bulog sudah lebih tinggi dari tahun lalu.”
STOK CBP
Saat dihubungi terpisah, Direktur Pengadaan Bulog Bachtiar mengonfirmasi stok CBP per Senin (1/10) masih 2,8 juta ton. Angka itu mencakup stok dari serapan domestik sebanyak 1,5 juta ton.
Dia mengklaim, stok yang nantinya disalurkan untuk operasi pasar (OP) tersebut akan mampu meredam potensi kenaikan harga beras sampai masa panen 2019.
“Harga beras sekarang masih aman, beberapa daerah masih sekitar Rp8.500/kg untuk medium. Kami juga masih bisa menyerap gabah dari petani seharga Rp4070/kg dan serapannya kuat, terutama di Sulawesi,” tegasnya.
Dia menyebutkan, hingga saat ini, OP beras Bulog belum terserap oleh konsumen secara maksimal. Pada pekan lalu, serapan beras OP masih 2.000 ton/hari, sehingga dia meyakini harga beras—terutama kualitas medium—masih stabil.
Ketua Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Soetarto Alimoeso mengatakan, harga GKP mengalami kenaikan wajar lantaran masih adanya pasokan di tingkat petani.
“Harga GKP masih aman. Belum terlalu mengkhawatirkan. Kisarannya masih senilai Rp4.800/kg—Rp5.000/kg. Memang naik, karena beberapa pekan lalu masih Rp4.600/kg, tetapi kenaikan itu disebabkan oleh mulai turunnya pasokan di beberapa tempat setelah masa panen gadu usai,” ujarnya.
Perkembangan Harga Gabah pada September 2018
Gabah Kering Panen (GKP)
Di tingkat petani : Rp4.889/kg (naik 2,40% dari Agustus 2018)
HPP di tingkat petani : Rp3.700/kg
Di tingkat penggilingan : Rp4.990/kg (naik 2,46% dari Agustus 2018)
HPP di tingkat penggilingan : Rp3.750/kg
Gabah Kering Giling (GKG)
Di tingkat petani : Rp5.399/kg (naik 1,71% dari Agustus 2018)
Di tingkat penggilingan : Rp5.501/kg (naik 1,86% dari Agustus 2018)
HPP di tingkat penggilingan : Rp4.600/kg
Perkembangan Harga Beras di Tingkat Penggilingan (Rp/kg)*
--------------------------------------------------------------------
Bulan Rendah Medium Premium
--------------------------------------------------------------------
Januari 9.793 10.177 10.350
Februari 9.987 10.215 10.382
Maret 9.554 9.698 9.893
April 8.991 9.221 9.525
Mei 9.002 9.190 9.524
Juni 8.941 9.135 9.478
Juli 9.015 9.198 9.520
Agustus 8.977 9.172 9.458
September 9.125 9.310 9.572
--------------------------------------------------------------------
*) Ket: spesifikasi sesuai Permentan No.31/2017
Rendah: beras patah (broken) di atas 25%
Medium: beras patah (broken) 15,01%—25%
Premium: beras patah (broken) maksimum s/d 15%
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), 2018
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel