Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Batu Bara Acuan Oktober Turun 3,74%, Ini Penyebabnya

Harga batu bara acuan (HBA) memasuki kuartal IV/2018 kembali mengalami penurunan.
Harga dan produksi batu bara 2014 hingga 2018./Bisnis-Radityo Eko
Harga dan produksi batu bara 2014 hingga 2018./Bisnis-Radityo Eko

Bisnis.com, JAKARTA - Harga batu bara acuan (HBA) memasuki kuartal IV/2018 kembali mengalami penurunan.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan, harga batu bara acuan pada Oktober 2018 ditetapkan senilai US$100,89 per ton atau turun 3,74% dari harga acuan bulan sebelumnya.

Pada September 2018 HBA ditetapkan senilai US$104,81 per ton. Harga tersebut turun 2,88% dibandingkan HBA pada Agustus 2018.

Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Kementerian ESDM Sri Raharjo mengatakan, terdapat sejumlah faktor yang mendorong penurunan tersebut. Salah satunya, dipengaruhi oleh kebijakan proteksi impor Tiongkok, sebagai konsumen terbesar batu bara.

"Cina ada pembatasan impor. Ada juga beberapa pelabuhan di Selatan yang ditutup," ujar Sri Raharjo ditemui di Gedung DPR RI, Senin (1/10/2018).

Di samping itu, penurunan HBA disebabkan oleh pergerakan variabel yang membentuk HBA, yaitu Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platss 5900 pada bulan sebelumnya. Kualitasnya disetarakan pada kalori 6322 kcal per kg GAR, Total Moisture 8%, Total Sulphur 0,8% dan Ash 15%.

"Rata-rata karena indeks acuannya juga turun. Terus Newcastle, kan kita dibentuk oleh empat indeks, kalau mereka turun otomatis kita juga turun," katanya.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia mengatakan penurunan HBA masih tertolong dari index Newcastle. Selain itu, hingga kini permintaan dari China masih menurun.
“India juga belum aktif, terkait cuaca. HBA tertolong dari index Newcastle,” katanya.

Hendra menambahkan kekhawatiran harga batu bara mengalami penurunan setelah pemerintah menerbitkan kebijakan penambahan kuota ekspor batu bara sebesar 100 juta ton. Terkait proyeksi HBA pada tiga bulan terakhir di tahun ini, lanjut Hendra, masih akan terjadi gejolak fluktuatif.

“Tapi memang masih fluktuatif,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper