Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tsunami Palu dan Donggala: Kemenkes Kirim Tim Bantuan Gelombang Pertama

Kementerian Kesehatan mengirimkan sebanyak 39 orang bantuan tenaga kesehatan dan obat-obatan untuk korban gempa dan tsunami Kota Palu dan Donggala di Sulawesi Tengah.
Suasana jembatan kuning yang ambruk akibat gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (29/9). Dampak dari gempa 7,7SR tersebut menyebabkan sejumlah bangunan hancur dan sejumlah warga dievakuasi ke tempat yang lebih aman./Antara
Suasana jembatan kuning yang ambruk akibat gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (29/9). Dampak dari gempa 7,7SR tersebut menyebabkan sejumlah bangunan hancur dan sejumlah warga dievakuasi ke tempat yang lebih aman./Antara
Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan mengirimkan sebanyak 39 orang bantuan tenaga kesehatan dan obat-obatan untuk korban gempa dan tsunami Kota Palu dan Donggala di Sulawesi Tengah.
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Untung Suseno Sutarjo mengatakan pihaknya telah mengirim tim gelombang pertama dari RSUP Kandou Manado dan RSUP Wahidin Makasar, yang terdiri atas dokter spesialis, dokter umum, dan perawat sebanyak 9 orang. 
Selain itu, juga dikirimkan 30 orang tim Nusantara Sehat ke wilayah terdampak bencana gempa bumi dan tsunami. 
Tim selanjutnya berasal dari RSUP dr Kariadi, Semarang, RSUP dr Sarjito, Yogyakarta, RSUP Hasan Sadikin, Bandung, dan RSUP dr M. Hoesin, Palembang. 
"Kami kirim beberapa tim karena sulitnya transportasi. Di lapangan sekarang ada tim dari Makassar lalu nanti dari RS Wahidin membawa dokter dan obat serta kantung jenazah yang juga sudah berada di sana (Palu dan Donggala)," ujarnya kepada Bisnis, Minggu (30/9/2018).
Kementerian Kesehatan juga mengirimkan kendaraan rescue dan tenda dengan menggunakan jalur darat menuju kota Palu dari Makassar. 
"Tim dokter RSCM sudah sampai kemarin. Tim RS Kandou lewat Gorontalo. Diperkirakan korban kebanyakan patah tulang," katanya.
Kemenkes juga telah mengirimkan tim rapid health assessment (RHA) ke lokasi, untuk melakukan kajian cepat situasi dan layanan kesehatan. 
"Untuk obat-obatan dimobilisir dari obat cadangan di kabupaten sekitarnya," ucap Untung.
Menteri Kesehatan Nila Moeloek menuturkan untuk stok obat berbagai jenis masih mencukupi saat ini.
Pemerintah telah berkoordinasi dengan wilayah terdekat yang tidak terkena bencana untuk memastikan ketersediaan obat. Wilayah tersebut antara lain Kabupaten Luwu Timur, Luwu, Luwu Utara, dan Palopo.
"Wilayah tersebut siap mengirim obat ke lokasi bencana sesuai keperluan korban bencana. Kendati begitu, instalasi farmasi pusat juga sanggup menyediakan obat setiap saat," tuturnya.
Dalam penanganan bencana, mendahulukan kapasitas daerah yang tak terdampak dengan pengiriman tenaga medis dan sumber daya kesehatan akan menyesuaikan dengan kebutuhan daerah. 
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia Mohamad Adib Khumaidi menuturkan tim Aju atau tim pendahuluan IDI bersama dengan Tim Batalyon Kesehatan (yonkes) TNI, Fakultas Kedokteran Universitas Hassanudin, dan tim Siaga Bencana Makassar akan melakukan RHA atau penilaian kesehatan cepat yang dibutuhkan masyarakat.
"Kami juga kirimkan tenaga medis karena rumah sakit lumpuh total pasca gempa dan Tsunami. Lumpuhnya aktivitas rumah sakit di sana karena jalur komunikasi dan listrik yang terputus," ucapnya. 
Dalam keterangan resminya, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwonugroho menuturkan hingga Minggu (30/9/2018) pukul 13.00, sebanyak 832 korban tewas gempa berkekuatan 7,4 SR di Palu telah teridentifikasi.
Selain itu, terdapat 540 orang dirawat di rumah sakit. Kemudian terdapat pengungsi terdiri dari 16,732 jiwa tersebar di 24 titik.
 
BNPB sendiri akan fokus pencarian korban di empat titik yakni Palu, Donggala, Sigi, dan Parigi Motong.
Sementara di kota Palu sendiri pencarian dilakukan di enam titik yakni Hotel Roa-Roa, Mall Ramayana, Restoran Dunia Baru, Pantai Talise, Perumahan Balaroa, dan puing-puing bangunan hancur. Tim Basarnas dan tim SAR gabungan memperkirakan ada 50 hingga 60 orang tertimbun di hotel Roa-Roa.
"Pencarian korban hingga kini masih terkendala pedaman listrik dan keterbatasan alat berat," kata Sutopo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper