Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konstruksi Bandara Komodo Dijadwalkan Semester II/2019

Kementerian Perhubungan menargetkan konstruksi dan masa operasi Bandara Komodo bisa dimulai pada semester II 2019.
Penumpang turun dari pesawat NAM Air Boeing 737 500 rute Denpasar - Labuan Bajo./Bisnis.com-Natalia Indah Kartikaningrum
Penumpang turun dari pesawat NAM Air Boeing 737 500 rute Denpasar - Labuan Bajo./Bisnis.com-Natalia Indah Kartikaningrum

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan menargetkan konstruksi dan masa operasi Bandara Komodo bisa dimulai pada semester II/2019.

Direktur Bandar Udara Ditjen Perhubungan udara Polana B. Pramesthi menjelaskan detil jadwal proyek bandara, pada September 2018 ini telah dilakukan penyusunan studi kelayakan (Final Business Case/ FBC). Lelang KPBU akan dimulai pada Oktober 2018 dan penetapan hasil lelang KPBU pada November 2018.

Selanjutnya, tanda tangan kontrak KPBU pada Desember 2018. Diharapkan financial close dan masa transisi dapat terjadi pada Semester I/2019, sehingga konstruksi dan masa operasi bisa dimulai pada semester II/2019.

“Diharapkan pada semester II/2019 proyek KPBU Bandara Komodo Labuan Bajo dapat mulai beroperasi dan mulai konstruksi untuk pengembangan-pengembangan yang ditargetkan," kata Polana, Jumat (28/9/2018).

Dia menambahkan pengembangan bandara tersebut tergolong sebagai proyek brown field. Dalam rencana induk pengembangan, pada 2014 telah ditetapkan tahapan pengembangan fasilitas yang dibutuhkan oleh bandara ini dan sepang dua tahun kemudian Kementerian Pariwisata menetapkan Labuan Bajo dan Kawasan sekitarnya sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).

Bandara Komodo, imbuhnya, telah ditetapkan menjadi KSPN, karena memiliki nilai strategis pembangunan ekonomi pariwisata bagi daerah setempat dan pembangunan ekonomi Indonesia di sektor pariwisata.

Pengembangan Bandara Komodo agar menjadi bandara bertaraf internasional ditaksir membutuhkan dana hingga Rp3 triliun.

Dana itu terdiri dari kebutuhan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp1,17 triliun dan biaya operasional (operational expenditure/opex) senilai Rp1,83 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper