Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tenaga Kerja Jadi Faktor Penghambat Pertumbuhan Ekspor Jasa

Selain permasalahan pajak, Kamar Dagang Indonesia memandang ketidaksiapan tenaga kerja juga menjadi permasalahan sektor jasa.
Pekerja konstruksi saat peresmian Pembukaan Percepatan Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis (19/10)./ANTARA-Puspa Perwitasari
Pekerja konstruksi saat peresmian Pembukaan Percepatan Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis (19/10)./ANTARA-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA -- Selain permasalahan pajak, Kamar Dagang Indonesia memandang ketidaksiapan tenaga kerja juga menjadi permasalahan sektor jasa.

Pengamat Lembaga Penelitian, Pengembangan, dan Pengkajian Ekonomi (LP3E) Kadin Indonesia Ina Primiana mengatakan ada permasalahan di daya saing tenaga kerja kita juga yang membuat jasa kita tidak dapat meningkat signifikan.

"Kalau kita [Kadin] rasanya harus juga melihat dari tenaga kerjanya, sejauh mana tenaga kerja kita mampu bersaing," katanya katanya dalam diskusi Lembaga Penelitian, Pengembangan, dan Pengkajian Ekonomi (LP3E) Kadin Indonesia, Kamis (27/9/2018).

Pasalnya, Ina mengatakan, 90% tanga kerja domestik masih bekerja di sektor informal dan 70% masih lulusan sekolah menengah pertama.

Sehingga, hal tersebut juga membuat impor sektor jasa juga meningkat, yang mana tercermin dari jumlah tenaga kerja asing cukup besar, yaitu 21.509 di sektor perdagangan, 11.727 di sektor kosntruksi, 4.632 di sektor pariwisata, dan 4.348 di sektor pendidikan.

"Yang mana tenaga kerja tersebut juga lebih bnyak mengalir ke posisi-posisi strategis di perusahaan swasta," katanya.

Selain itu, hal tersebut juga yang menyebabkan jumlah tenaga kerja Indonesia yang dikirim di luar negeri juga mengalami penurunan dari di beberapa negara, sepert Malaysia dan Arab Saudi.

"Untuk penurunan TKI memang ada faktor lain, tetapi kualitas TKI yang kalah dengan negera lain juga menjadi salah satu faktornya," ucap Ina.

Hal tersebut dapat terlihat dari masih rendahnya Human Development Index (HDI) Indonesia yang hanya 0,694, kalah Filipina 0,699 dan Thailand 0,755.

Adapun, berdasarkan data Bank Indonesia, ekspor sektor jasa semester I/2018 mencapai US$13,35 miliar, tumbuh 17,38% dari tahun lalu yang hanya US$11,37 miliar.

Sementara itu, jika dilihat dari perolehan per tahun, ekspor jasa pada 2017 mencapai US$24,82 miliar, atau hanya meningkat 6,4% dari capaian tahun sebelumnya US$23,32 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : M. Richard

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper