Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom ECB Tegaskan Tidak Ada yang Berubah dari Panduan Kebijakan Moneter

Kepala Ekonom Bank Sentral Eropa (ECB) Peter Praet menilai pernyataan Gubernur ECB Mario Draghi tentang laju kenaikan inflasi Zona Euro bukan dmaksudkan untuk memberikan sinyal baru kepada pasar.
Kanptr pusat Bank Sentral Eropa (ECB) di Frankfurt, Jerman/Reuters-Alex Domanski
Kanptr pusat Bank Sentral Eropa (ECB) di Frankfurt, Jerman/Reuters-Alex Domanski

Bisnis.com, JAKARTA—Kepala Ekonom Bank Sentral Eropa (ECB) Peter Praet menilai pernyataan Gubernur ECB Mario Draghi tentang laju kenaikan inflasi Zona Euro bukan dmaksudkan untuk memberikan sinyal baru kepada pasar.

Euro pun langsung melemah setelah Praet menyampaikan hal tersebut dalam sebuah even di London pada Selasa (25/9/2018). 

“Saya melihat reaksi pasar kemarin. Kini [pasar] telah pulih karena menurut saya tidak ada yang baru di dalam komunikasinya [Draghi],” katanya seperti dikutip Bloomberg, Selasa (25/9/2018).

Dia menjelaskan, pada dasarnya ECB ingin menyampaikan bahwa tekanan harga atau inflasi akan tetap moderat dan masih membutuhkan waktu yang cukup lama hingga target inflasi yang diinginkan bank sentral  sebesar 2% dapat tercapai.

Adapun sehari sebelumnya, Euro sempat melonjak ke level tertingginya dalam tiga bulan akibat pernyataan Draghi di depan Parlemen Eropa. 

Draghi menyebutkan bahwa dia melihat kenaikan yang “relatif kuat” untuk inflasi inti Zona Euro. 

Draghi dikenal jarang sekali menggunakan pernyataan seperti itu untuk membicarakan tekanan harga (inflasi).

Oleh karena itu, pasar langsung berekspektasi ECB akan mengerek suku bunga dalam laju cepat pada tahun-tahun mendatang.

Euro diperdagangkan di level US$1,1749 pada pukul 9.32 di London, setelah menguat hingga US$1,1774. Pada Senin (24/9/2018), mata uang tunggal tersebut menanjak ke level tertingginya dalam tiga bulan di level USA$1,1815.

Adapun data inflasi Zona Euro akan dirilis pada Jumat (28/9/2018) dan diperkirakan inflasi dapat menguat ke 2,1% secara tahunan (YoY), dari sebelumnya 2%. Sementara itu, tingkat inflasi inti diperkirakan hanya 1,1%, secara tahunan kendati menguat dari bulan sebelumnya sebesar 1%. 

Draghi juga menyampaikan bahwa saat ini belum ada data atau informasi baru yang dapat diberikan bank sentral.

Program pembelian obligasi tetap akan dihentikan pada akhir tahun ini dan suku bunga akan ditahan di level rendah “setidaknya selama musim panas 2019”.

“Penting untuk dicatat bahwa perubahan retorika Draghi mengenai inflasi tidak akan memengaruhi panduan yang telah ditetapkan [oleh ECB]. Tapi, hal itu penting untuk melihat prospek yang terjadi setelah September 2019,” kata Anders Svendsen, ekonom di Nordea Markets.

Dia mengingatkan bahwa ECB telah memberitahu dengan jelas mengenai penghentian pembelian aset  pada akhir tahun dan kenaikan suku bunga pada tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Nicken Tari

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper