Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peningkatan Produksi Baja Nasional Harus Fokus pada 2 Hal Ini

Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia (the Indonesian Iron & Steel Industry Association/IISIA) mengharapkan pemerintah mengarahkan peningkatan produksi baja untuk produk tujuan ekspor atau mensubstitusi impor.

Bisnis.com, JAKARTA -- Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia (the Indonesian Iron & Steel Industry Association/IISIA) mengharapkan pemerintah mengarahkan peningkatan produksi baja untuk produk tujuan ekspor atau mensubstitusi impor.

Yerry Indroes, Direktur Eksekutif IISIA menuturkan kondisi saat ini industri baja karbon masih berada dalam utilisasi yang rendah. Diperkirakan kapasitas terpakai pabrik baru 35%-40%. Untuk itu pabrik-pabrik baja baru termasuk di Morowali yang disebutkan memproduksi stainless steel diarahkan untuk mensubstitusi impor.

"Kami harapkan ini [Morowali] akan mendorong ekspor [produk baja] dan mensubstitusi impor," kata Yerry, Selasa (18/9/2018).

Yerry menyebutkan saat ini konsumsi baja setiap tahun tumbuh 5%. Lonjakan produksi seperti yang ditargetkan pemerintah memerlukan perencanaan yang matang agar memberi manfaat yang lebih luas.

Dalam materi yang diserahkan Kementerian Perindustrian kepada Komisi VI DPR RI, disebutkan pemerintah menargetkan produksi baja nasional mencapai 17 juta ton pada 2019.

Harjanto, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian menuturkan pihaknya berharap peningkatan kapasitas baja berasal dari tiga kelompok besar produsen. Total 17 juta ton meliputi produk hulu ke hilir.

"Tentu kita butuh produk hulu dalam jumlah yang sama [baja karbon sebanyak 17 juta ton]. Kami harapkan dari produksi stainless steel di Morowali, PT Burung Garuda mereka akan bangun lagi. Kami ingin Posco juga melakukan penambahan [produksi]. Ekspansinya di perluas lagi. Jangan hanya sampai 3 juta ton, kami ingin direalisasikan hingga 10 juta ton," kata Harjanto di DPR RI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Anggara Pernando
Editor : Maftuh Ihsan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper