Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pada 2019, Target Produksi Baja Nasional Mencapai 17 Juta Ton

Kementerian Perindustrian menargetkan produksi baja nasional mencapai 17 juta ton pada 2019.
Pekerja mengelas kawat tiang pondasi proyek double-double track (DDT) atau rel ganda Paket A Manggarai-Jatinegara, Jakarta, Jumat (21/)./Antara-Angga Budhiyanto
Pekerja mengelas kawat tiang pondasi proyek double-double track (DDT) atau rel ganda Paket A Manggarai-Jatinegara, Jakarta, Jumat (21/)./Antara-Angga Budhiyanto

Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian menargetkan produksi baja nasional mencapai 17 juta ton pada 2019.

Harjanto, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian menuturkan pihaknya berharap peningkatan kapasitas baja berasal dari tiga kelompok besar produsen. Total 17 juta ton meliputi produk hulu ke hilir.

"Tentu kita butuh produk hulu dalam jumlah yang sama [17 juta ton]. Kami harapkan dari produksi stainless steel di Morowali, PT Burung Garuda mereka akan bangun lagi. Kami ingin Posco juga melakukan penambahan [produksi]. Ekspansinya di perluas lagi. Jangan hanya sampai 3 juta ton, kami ingin direalisasikan hingga 10 juta ton," kata Harjanto di DPR RI, Senin (17/9/2018).

Saat ini berdasarkan data Kemenperin, kebutuhan baja nasional diperkirakan mencapai 14 juta ton per tahun. Dari jumlah ini 9 juta ton telah diproduksi di dalam negeri. Terdapat 5 juta ton produksi yang dipenuhi melalui impor. Rata-rata produk yang diimpor merupakan jenis baja yang tidak diproduksi di dalam negeri.

Meski jumlah impor cukup besar, industri baja nasional memiliki masalah lainnya karena kapasitas yang terpakai baru 35%-40%. Permasalahannya kelebihan kapasitas di lini produk yang permintaannya tidak sejalan dengan permintaan baja impor.

Harjanto menyebutkan pihaknya mendorong investasi lebih besar masuk ke sektor baja. Sebagai industri hulu yang strategis, sektor baja dapat berperan besar menjadi penyuplai dan penggerak pertumbuhan perekonomian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Anggara Pernando
Editor : Maftuh Ihsan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper