Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bulog Minta Harga Pembelian Pemerintah untuk Gabah Direvisi

Perum Bulog berharap Inpres 5/2015 yang mengatur tentang harga pembelian gabah atau beras oleh pemerintah dapat segera direvisi karena BUMN pangan itu kesulitan menyerap hasil produksi.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso

Bisnis.com, JAKARTA — Perum Bulog berharap Inpres 5/2015 yang mengatur tentang harga pembelian gabah atau beras oleh pemerintah dapat segera direvisi karena BUMN pangan itu kesulitan menyerap hasil produksi.

Melalui inpres tersebut, Bulog hanya dapat menyerap produksi Gabah Kering Panen (GKP) Rp3.700 per kg, Gabah Kering Giling (GKG) Rp4.600 per kg dan Beras Rp7.300 per kg dengan relaksasi 10%. Padahal, pada Juli 2018 rata-rata harga GKP mencapai Rp. 4.633 per kg

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso di depan anggota Komisi IV DPR RI mengatakan yang menjadi hambatan penyerapan adalah HPP.  Oleh sebab itu dalam waktu dekat dia ingin mengajukan supaya kebijakam tersebut dapat direvisi.

"Akan kita bicarakan dalam ratas harus bagaimana? Kita tidak bisa menyerap banyak karena dibatasi. Harapannya ketika kita bisa menyerap banyak kenapa harus impor? Produksi dalam negeri juga banyak," katanya pada Kamis (13/9/2018).

Namun, Buwas begitu ia disapa, menyatakan belum mengantongi usulan harga yang relevan dengan kondisi terkini karena harus menghitung dulu bersama pengambil keputusan yang lainnya. "Tapi kami harapkan ada kenaikan HPP karena kita tidak bisa serap. Masa kita tekan petani jual murah artinya kita tidak berpihak kepada petani. Enggak bener juga," tegasnya.

Buwas mengatakan sudah mengajukan kepada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian untuk segera melakukan rapat terbatas terkait dengan hal ini.

Menurutnya, pemerintah juga harus melihat realita yang terjadi di lapangan ketika panen. Saat ini, katanya, tidak ada lagi GKP dengan harga dibawah Rp3.900 per kg. Perusahaan plat merah tersebut masih bisa menyerap karena melakukan pendekatan secara langsung kepada Gabungan Kelompok Tani.

"Kemampuan penyerapan kita dibatasi, tapi jangan sampai dibilang tidak pro petani karena beli dengan harga murah terus. Sekarang tidak ada gabah harga Rp4000 per kg, mungkin ada, tapi cangkangnya saja," katanya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper