Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Upaya Stabilisasi Rupiah Mulai Menampakkan Hasil

Upaya pemerintah menjaga stabilitas rupiah melalui pengumuman strategi mengurangi CAD mulai membuahkan hasil, rupiah mulai bergerak di level Rp14.890 menjauhi level psikologis Rp15.000.
Petugas jasa penukaran valuta asing memeriksa lembaran mata uang rupiah dan dollar AS di Jakarta, Senin (2/7/2018)./ANTARA-Puspa Perwitasari
Petugas jasa penukaran valuta asing memeriksa lembaran mata uang rupiah dan dollar AS di Jakarta, Senin (2/7/2018)./ANTARA-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA - Upaya pemerintah menjaga stabilitas rupiah melalui pengumuman strategi mengurangi CAD mulai membuahkan hasil, rupiah mulai bergerak di level Rp14.890 menjauhi level psikologis Rp15.000.

 Kepala Pusat Kajian Ekonomi Makro Universitas Indonesia Febrio Kacaribu mengungkapkan hal ini merupakan dampak pengumuman kebijakan usaha pemerintah guna mengurangi defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD).

"Efek terbesarnya adalah di faktor pengumumannya bersamaan dengan kebijakan-kebijakan jangka pendek lainnya seperti tarif impor, ini jelas membantu rupiah sebagai sentimen positif di pasar," ungkapnya, Jumat (7/9/2018).

Di sisi lain, Febrio mengingatkan suku bunga Amerika Serikat masih akan menguat dua kali lagi. Artinya, sentimen negatif terhadap kurs masih belum akan usai dalam waktu dekat, bahkan, di tahun depan di prediksi suku bunga The Fed akan naik 3 kali lagi.

"Biasanya setiap kenaikan itu akan berdampak sekitar 1% depresiasi Rupiah. Mata uang negara emerging lainnya ada yang lebih besar ada yang lebih kecil terkena dampaknya," paparnya.

Jika prediksinya benar, dengan masih adanya 2 kali lagi kenaikan suku bunga AS, rupiah masih mungkin terdepresiasi sebesar 2% sejak awal tahun ini.  Dengan demikian, lanjutnya, pemerintah perlu responsif terhadap segala kemungkinan yang terjadi terhadap pelemahan rupiah ini.

"Jadi memang trennya masih akan ke arah sana, yang dilakukan pemerintah dan BI adalah menjaga stabilitasnya agar pelemahan ini terjadi secara agak mulus tanpa gejolak yang terlalu besar. Minggu ini menurut kami termasuk gejolak yang agak besar, makanya pemerintah memang harus cukup responsif," jelas Febrio.

Dia belum dapat memprediksi seberapa kuat dampaknya terhadap penguatan rupiah.

"Secara aktualnya nanti memang agak sulit mengestimasi dampaknya secara spesifik," imbuhnya.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengungkap strategi mengurangi CAD menggunakan cara pengendalian impor dan mendorong ekspor serta investasi.

"Persoalan yang dihadapi hari ini sebetulnya sudah dipersiapkan dari beberapa hari lalu. Harus diakui langkah-langkah ini tidak bisa mengimbangi kecepatan pergerakan yangg terjadi terutama ini menyangkut dinamika dari keuangan global yang kemudian bergerak demikian cepat sehingga kita menyaksikan nilai tukar melemah cukup dalam pada seminggu terakhir ini," ungkapnya.

Berdasarkan data yang diterima Bisnis, pengendalian impor dilakukan melalui 5 langkah, yakni penggunaan biodieserl B20 sebagai substitusi impor solar, penaikan tarif PPh 22 impor 1.147 barang konsumsi, peningkatan penggunaan komponen lokal (TKDN) pada proyek-proyek infrastruktur, kepastian dan kemudahan layanan e-commerce, dan penilaian impor barang konsumsi melalui program sinergi Ditjen Pajak dan Bea Cukai.

Berdasarkan hitungan pemerintah, implementasi B20 dapat menekan impor BBM sampai dengan akhir tahun sebesar USD2,3 miliar, sementara pengenaan tarif PPh Impor baru dapat menekan minimal 2% dari total impor barang konsumsi. 

Di sisi lain, kebijakan mendorong ekspor dan investasi dilaksanakan dalam 7 langkah, yakni pemberlakukan layanan online single submission (OSS), pengawasan dan pengamanan DHE dengan program sinergi DJP-DJBC-BI, pemberian insentif peningkatan daya saing ekspor dan kemudahan investasi, perluasan pasar ekspor baru dan mendorong perlakuan MRA di negara tujuan, pemberlakukan kewajiban Letter of Credit (L-C) atau surat utang kredit  atas ekspor komoditas, peningkatan peran pusat logistik berikat (PLB) sebagai sarana konsolidasi ekspor-impor IKM, serta klinik fasilitas fiskal dan prosedural untuk mendorong ekspor. 

Sementara, pemerintah juga menyiapkan insentif bagi dunia pariwisata dengan memberikan kredit usaha rakyat (KUR) bagi pengusaha di daerah wisata.

"Utilitas pariwisata seperti mendalika, toba, juga pembiayaan KUR seperti toko yang menjual souvenir dan restoran untuk penginapan yang bukan hotel besar," imbuhnya.

Melalui berbagai usaha tersebut, pemerintah berharap 'badai' yang menjadi penggerus perekonomian dalam hal ini nilai tukar rupiah dapat sedikit mereda, sehingga stabilitas dan pertumbuhan dapat berjalan beriringan.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper