Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ignasius Jonan Optimistis Investasi Sektor Energi Akan Meningkat di Semester II/2018

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) optimistis target investasi sektor energi dan sumber daya mineral yang mencapai US$37,2 miliar tercapai pada akhir tahun ini kendati realisasi hingga semester I/2018 baru tercatat US$9,48 miliar atau 25,48% dari target.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kiri) berbincang dengan Menteri Pertanian Amran Sulaiman (tengah) dan Menteri ESDM Ignasius Jonan sebelum mengikuti Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara Jakarta, Selasa (7/8/2018)./ANTARA-Wahyu Putro A
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kiri) berbincang dengan Menteri Pertanian Amran Sulaiman (tengah) dan Menteri ESDM Ignasius Jonan sebelum mengikuti Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara Jakarta, Selasa (7/8/2018)./ANTARA-Wahyu Putro A

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) optimistis target investasi sektor energi dan sumber daya mineral yang mencapai US$37,2 miliar tercapai pada akhir tahun ini kendati realisasi hingga semester I/2018 baru tercatat US$9,48 miliar atau 25,48% dari target.

Menteri ESDM Ignasius Jonan menampik jika realisasi investasi 2018 sulit tercapai. Menurutnya, model investasi di sektor ESDM memang rendah pada semester ganjil.

“Biasanya memang rekap di semester pertama itu rendah, tetapi nanti ditotal ke semester kedua. Kayak APBN misalnya, penyerapan realisasinya di semester kedua,” tuturnya di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (14/8/2018).

Hingga semester I/2016 investasi migas tercatat US$5,11 miliar, sektor kelistrikan US$2,83 miliar, sektor mineral batu bara senilai US$0,79 miliar, serta investasi EBTKE senilai US$ 0,75 miliar.

Padahal, target investasi sektor ESDM pada tahun ini dipatok US$37,2 miliar yang terbagi dari investasi migas US$16,8 miliar, ketenagalistrikan senilai US$12,2 miliar, minerba senilai US$6,2 miliar, serta EBTKE senilai US$2 miliar.

Untuk sektor migas, memang tampak ada kenaikan harga minyak dunia, ditambah dengan meningkatnya kepercayaan kontraktor. Jonan memproyeksikan realisasi investasi deras mengalir pada kuartal III/2018.

 “Tunggu kuartal ketiga ini, realisasinya kelihatan,” tambahnya.

Komaidi Notonegoro, Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, mengatakan tren investasi tahun ini cukup berat, akibat beberapa masalah lama belum dituntaskan. Jika di Kementerian ESDM setidaknya lebih dari 186 beleid sudah dihapus, maka tidak dengan kebijakan di kementerian lain.

Menurutnya, investasi di sektor ESDM memiliki keterkaitan dengan 16 kementerian dan lembaga lainnya. Semangat pemangkasan regulasi yang menghambat, perlu diselaraskan.

“Kalau melihat jawaban pemerintah, dan wajar jika kita ikut optimistis. Akan tetapi, tren tahun ini memang berat, meski faktor penentu sepertinya mempermudah [investasi] masuk, tapi kendala lama masih ada,” tuturnya.

Hanya saja, menurut Komaidi, urusan klasik yang menghambat membuat laju investasi migas tersendat.

Sama halnya dengan sektor minerba, meski faktor penentunya berbeda. Dia mengatakan khusus untuk mineral, PT Freeport Indonesia memiliki kontribusi besar, tetapi karena adanya punya pekerjaan rumah dengan pemerintah, fokus mereka tidak pada investasi.

“Kalau batu bara, kebijakan DMO, dari satu sisi bagus, bisa akomodasikan listrik pemerintah, di sisi lain bisa menghambat,” katanya.

Dari empat sektor, investasi kelistrikan dianggap paling sulit tercapai. Pasalnya, melihat realisasi pertumbuhan ekonomi yang di bawah target pemerintah, sehingga hitung-tungan kebutuhan listrik ikut turun.

Kendati demikian Komaidi melihat sektor EBTKE cukup moncer tahun ini. Lambat laun, tren investasi energi terbarukan semakin terdorong, dengan dukungan potensi sumber daya ataupun kebutuhan energi yang lebih ramah lingkungan.

Sementara itu, Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher  mengatakan untuk kegiatan di hulu migas memang belum banyak yang berjalan. Untuk melihat aktivitas investasi di hulu migas, akan lebih tampak pada semester II/2018.

 “Diharapkan semester II akan meningkat, nanti realisasinya pada kuartal IV/2018. Itu sejalan dengan realisasi pembayaran,” katanya.

Terpisah, Direktur Hulu PT Pertamina Syamsu Alam optimistis target semester II/2018 akan tercapai. Sepanjang Januari – Juni 2018, produksi minyak Pertamina sebanyak 385 Mbopd, gas sebesar 3.067 mmscfd dan kalkulasi migas sebesar 914 mboepd.

“Kita terus berusaha mencapai target,” tuturnya lewat pesan singkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper