Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pefindo Sematkan Peringkat idAAA Bagi AP I

PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mempertahankan peringkat (rating) idAAA (Triple A) bagi PT Angkasa Pura I (Persero) dengan outlook stabil untuk periode 7 Agustus 2018-1 Agustus 2019.
Tampak luar terminal baru Bandara Internasional Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (7/6)./Bisnis-Yustinus Andry
Tampak luar terminal baru Bandara Internasional Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (7/6)./Bisnis-Yustinus Andry

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mempertahankan peringkat (rating) idAAA (Triple A) bagi PT Angkasa Pura I (Persero) dengan outlook stabil untuk periode 7 Agustus 2018-1 Agustus 2019.

Direktur Keuangan Angkasa Pura (AP) I Novrihandri mengatakan peringkat tertinggi obligasi perusahaan yang diberikan dalam rangka pemantauan tahunan itu bisa menjadi daya tarik bagi investor.
 
"Peringkat ini menunjukkan risiko gagal bayar perusahaan sangat rendah, sehingga dapat memberikan gambaran kepada calon investor bahwa obligasi kami memiliki prospek yang baik sebagai instrumen investasi," tuturnya dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Jumat (10/8/2018).
 
Pefindo juga menetapkan kembali peringkat idAAA terhadap Obligasi I AP I Seri A, Seri B, Seri C 2016 senilai Rp 2,5 triliun dan peringkat idAAA terhadap Sukuk Ijarah I AP I Seri A, Seri B, Seri C Tahun 2016 senilai Rp500 miliar untuk periode yang sama dengan periode rating secara korporasi, yaitu 7 Agustus 2018-1 Agustus 2019.
 
Peringkat tersebut diberikan Pefindo berdasarkan data dan informasi dari perusahaan serta Laporan Keuangan Tidak Diaudit per 30 Juni 2018 dan Laporan Keuangan Audit per 31 Desember 2017.
 
Peringkat idAAA menunjukkan kemampuan penerbit obligasi yang superior dalam memenuhi komitmen jangka panjangnya.
 
Novrihandri menyatakan peringkat-peringkat tersebut mencerminkan dukungan pemerintah yang kuat kepada AP I karena peran strategis bandara, keunggulan kompetitif yang kuat dari ekonomi wilayah yang dilayani, dan marjin profitabilitas yang stabil. Namun, peringkat tersebut dibatasi oleh leverage keuangan yang tinggi dalam jangka pendek ke menengah.
 
Sebagai informasi, dana yang diperoleh dari Obligasi dan Sukuk Ijarah ini setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi sejak awal perolehannya, sekitar 75% telah digunakan untuk mengembangkan lima bandara, yaitu Bandara Internasional Yogyakarta Baru, Bandara Ahmad Yani Semarang, Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin, Bandara Juanda Surabaya, dan Bandara Sultan Hasanuddin Makassar.

Adapun sisanya digunakan untuk investasi rutin.
 
Tiga dari lima bandara tersebut yaitu Bandara Ahmad Yani Semarang, Bandara Internasional Yogyakarta Baru di Kulonprogo, dan Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin masuk ke dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN). 
 
Pada awal Juni 2018, Terminal Baru Bandara Ahmad Yani Semarang telah diresmikan pengoperasiannya oleh Presiden Joko Widodo. Sementara itu, Bandara Internasional Baru Yogyakarta ditargetkan dapat mulai beroperasi pada April 2019 dan Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin pada November 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper