Bisnis.com, JAKARTA – Indonesian National Shipowners Association (INSA) melihat persoalan konektivitas yang belum memadai membuat performa sistem logistik Indonesia tersalip oleh Malaysia, Vietnam, dan Thailand.
Secara umum, Indonesia tertinggal dalam hal kepabeanan, infrastruktur, dan kompetensi logistik dari ketiga negara tetangga itu.
Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto mengatakan karakteristik Indonesia sebagai negara kepulauan meninggalkan persoalan logistik yang berbeda dari negara tetangga.
Dia berpandangan konektivitas antara hinterland dan sentra industri perlu ditingkatkan. Penguatan konektivitas sekaligus akan memeratakan ekonomi antarwilayah.
"Sistem logistik harus diperkuat dengan menumbuhkan ekonomi baru dan keterpaduan moda transportasi dengan mengedepankan multimoda sehingga terjadi konektivitas antarwilayah atau daerah," ujarnya pada Rabu (25/7/2018).
INSA mengapresiasi loncatan peringkat Logistic Performance Index (LPI) Indonesia dari 63 pada 2016 menjadi 46 tahun ini meskipun tetap menyoroti ketertinggalan dari beberapa negara di Asia Tenggara. Malaysia, Vietnam, dan Thailand, secara berturut-turut berada di peringkat 41, 39, dan 32.
Seluruh komponen, kecuali kepabeanan (customs), mengalami perbaikan skor. Soal skor pelayaran internasional (international shipments) yang naik, Carmelita berpendapat perbaikan kinerja terjadi sejalan dengan dimulainya kapal besar yang merapat ke pelabuhan di Indonesia.
"Kenaikan 17 peringkat dari LPI 2016 ini patut disyukuri dengan semakin meningkatkan komitmen seluruh stakeholder dari pusat hingga daerah untuk bersama-sama terus berbenah demi mengerek kinerja logistik kita lebih efisien dan efektif," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel