Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konsumen Properti Butuh Kemudahan Uang Muka

Dalam rangka mengantisipasi pelemahan properti pada tahun politik, selain relaksasi rasio loan to value, perlu ada kebijakan lain terkait kemudahan uang muka bagi konsumen.

Bisnis.com, JAKARTA -- Dalam rangka mengantisipasi pelemahan properti pada tahun politik, selain relaksasi rasio loan to value, perlu ada kebijakan lain terkait kemudahan uang muka bagi konsumen.

Country Manager Rumah.com, Marine Novita mengatakan, Rumah.com saat ini menjadi ruang pertemuan antara penjual properti dan pemburu properti. Dia menilai relaksasi LTV saat ini bisa didukung kebijakan lain, tetapi setelah implementasinya bisa dievaluasi.

"Toh relaksasi LTV baru mulai Agustus, jadi kita lihat dulu," tutur Marine di Manhattan Square, Selasa (24/7/2018).

Menurut Marine, dari sejumlah riset Rumah.com, salah satu tantangan adalah pembiayaan perdana. Dia berharap seharusnya relaksasi LTV ini bisa memudahkan pembeli melakukan transaksi pembelian rumah.

Dia melihat dari sisi pengembang, properti tentu ingin dijual secepat mungkin. Oleh sebab itu Rumah.com mencoba mengakselerasi lewat perjanjian promo atau insentif tertentu. Misalnya; diskon harga, kemudahan cicilan bayar, ataupun subsidi uang muka atau down payment (DP).

Guna mengoptimalisasi geliat bisnis properti, selain melakukan riset, saat ini Rumah.com meluncurkan program pameran properti daring, DealJuara, salah satu terobosan dari PropertyGuru. Menurut Marine, pameran properti daring ini sudah dilaksanakan pertama kali di Singapura pada 2016, dan juga Malaysia. Indonesia adalah negara ketiga yang mengimplementasikan sistem ini, dan selanjutnya PropertyGuru berharap akan dibuka pameran daring berikutnya di Thailand.

"Proyek kita di pameran ini jauh lebih banyak sampai 18. Mereka rata-rata cuma 8 proyek, dan masing-masing pengembang satu proyek. Kita satu pengembang bisa lebih dari satu proyek," tutur Marine.

Head of Marketing Rumah.com, Ike Hamdan menjelaskan, dengan relaksasi LTV perbankan juga perlu mempertimbangkan pemberitan kredit pemilikan rumah (KPR) dengan resiko non performimg loan (NPL) rendah.

"Secara serius mereka membantu affordability. Kami yakin bank yang menyelenggarakan ada mekanisme kontrol sendiri," jelas Ike.

Selain masalah pembayaran, Ike juga menyoroti kebiasaan generasi millenials agak mudah melakukan transaksi dan lemah dalam pengelolaan keuangan. Dia menilai generasi millenials tidak bisa membedakan kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. Sehingga pengeluaran kerap kali dihabiskan untuk hal-hal diluar kebutuhan primer.

"Kami mengambil peran, ini loh caranya untuk beli rumah pertama kali. Ini untuk kumpulkan DP, ini bank yang sedang memberikan promo," terang Ike.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper