Kalbe-Ubaya-Korsel Kolaborasi Kembangkan Laboratorium Kultur Jaringan

Peni Widarti
Rabu, 18 Juli 2018 | 16:08 WIB
Dari kiri ke kanan: Presiden Direktur Hanbang Bio Co Ltd Kyung Hee University Deok-Chun Yang, Rektor Universitas Surabaya Joniarto Parung, Direktur Pengembangan Teknologi lndustri Kemenristekdikti Hotmatua Daulay, Presiden Direktur Kalbe Vidjongtius, dan Presiden Direktur PT Bintang Toedjoe Simon Jonatan dalam peresmian Laboratorium Kultur Jaringan di Universitas Surabaya, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (18/7)./Bisnis-Peni Widarti
Dari kiri ke kanan: Presiden Direktur Hanbang Bio Co Ltd Kyung Hee University Deok-Chun Yang, Rektor Universitas Surabaya Joniarto Parung, Direktur Pengembangan Teknologi lndustri Kemenristekdikti Hotmatua Daulay, Presiden Direktur Kalbe Vidjongtius, dan Presiden Direktur PT Bintang Toedjoe Simon Jonatan dalam peresmian Laboratorium Kultur Jaringan di Universitas Surabaya, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (18/7)./Bisnis-Peni Widarti
Bagikan

Bisnis.com, SURABAYA -- PT Kalbe Farma Tbk. melalui anak usahanya, PT Bintang Toedjoe, melakukan kerja sama dengan Universitas Surabaya (Ubaya) dan Hanbang Bio - Kyung Hee University dari Korea Selatan (Korsel) untuk mengembangkan laboratorium kultur jaringan di kampus Ubaya.

Presiden Direktur Kalbe Vidjongtius mengatakan pengembangan laboratorium yang fokus untuk tanaman obat jenis umbi-umbian seperti ginseng dan jahe merah tersebut diyakini dapat meningkatkan kualitas serta kemandirian industri dalam negeri.

"Ini merupakan bentuk komitmen Kalbe dalam mendukung terciptanya industri farmasi yang terintegrasi, khususnya kemandirian bahan baku karena selama ini hampir 100% bahan baku obat kita harus impor," ujarnya seusai peresmian Laboratorium Kultur Jaringan di Ubaya, Rabu (18/7/2018).

Vidjongtius menjelaskan teknologi kultur jaringan tidak membutuhkan media tanah yang alami, apalagi tanaman ginseng selama ini harus hidup di dataran tinggi yang dingin. Kultur jaringan menggunakan teknologi tertentu di mana tanaman tumbuh di dalam air yang sudah dikondisikan seperti alam.

"Dalam pengembangan laboratorium ini tidak bisa instan, setidaknya butuh 3-5 tahun proses investasi sampai bisa menjadi komersial. Dalam jangka panjang kita bisa menekan impor ginseng sampai 100%," imbuhnya.

Rektor Ubaya Joniarto Parung menyatakan kerja sama ini merupakan salah satu wujud membangun sinergi antara akademisi dan industri.

"Jadi, kami ingin menyatukan kapasitas dan keahlian yang ada di Ubaya dan di Kyung Hee University sebagai lembaga akademik, dan Kalbe sebagai pihak industri. Kan sayang kalau penelitian hanya berhenti di sebuah buku perpustakaan," terangnya.

Presiden Direktur Hanbang Bio Co Ltd, Kyung Hee University, Deok-Chun Yang menambahkan selama ini banyak orang mengira kalau ginseng hanya bisa ditumbuhkan di Korsel. Namun, dengan penelitian dari kedua universitas itu, ginseng akan bisa ditanam dan dikembangkan di Indonesia.

"Tidak menutup kemungkinan tanaman asli Indonesia juga dikembangkan bersama Hanbang Bio karena kami sangat terbuka untuk menjembatani riset kolaborasi lainnya," paparnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pengembangan Teknologi lndustri Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Hotmatua Daulay menambahkan pemerintah akan siap memberikan insentif bagi setiap penelitian maupun pengembangan tanaman oleh petani.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Peni Widarti
Editor : Annisa Margrit
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper