Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peminat Proyek Air Minum Pekanbaru Cukup Banyak

Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat menjadwalkan tahap prakualifikasi proyek Sistem Penyediaan Air Minum Pekanbaru pada September 2018.

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat menjadwalkan tahap prakualifikasi proyek Sistem Penyediaan Air Minum Pekanbaru pada September 2018.

Direktur Pengembangan SPAM Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR Muhammad Sundoro mengatakan bahwa penyusunan kajian akhir prastudi kelayakan atau final business case ditargetkan rampung pada akhir Juli 2018.

Adapun, proyek SPAM Pekanbaru akan menggabungkan rehabilitasi dan pembangunan jaringan baru.

Menurut Sundoro, investor akan ditawarkan untuk merehabilitasi jaringan yang sudah ada (rehabilitate, operate & transfer) kapasitas 500 liter per detik. Selanjutnya, jaringan baru harus dibangun oleh investor dengan kapasitas 250 liter per detik. Pembangunan dilakukan lewat skema bangun, operasi, dan serah (build, operate & transfer/BOT).

"Jangka waktu kerja sama proyek selama 25 tahun ditambah dengan masa konstruksi selama 2 tahun," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (17/7/2018).

Sundoro menjelaskan bahwa proyek SPAM Pekanbaru diharapkan bisa melayani 62.000 sambungan rumah dengan estimasi penyerapan penuh pada 2028.

Sumber air proyek tersebut akan diambil dari aliran Sungai Siak yang mengalir ke Ibu Kota Provinsi Riau tersebut.

Pembangunan SPAM Pekanbaru merupakan bagian dari upaya Kementerian PUPR mencapai target 100% tersedianya akses air bersih pada 2019. Pembangunan SPAM itu diharapkan juga bisa mengatasi kendala minimnya pasokan air untuk beberapa wilayah.

Ketua Tim Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) SPAM Pekanbaru Muhammad Suhandi mengemukakan bahwa proyek ini akan mulai ditawarkan kepada investor pada Agustus 2018. Saat penjajakan minat pada tahap kajian awal prastudi kelayakan, sebanyak 10 perusahaan menyatakan minat mereka.

"Market sounding-nya nanti Agustus [2018]. Saat ini lewat email maupun telepon sudah ada 14 perusahaan yang berminat," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (17/7/2018).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rivki Maulana
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper