Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pacu Kesejahteraan Petani, Sinergi BUMN Dibentuk

Kementerian BUMN bersama sejumlah perusahaan milik pemerintah membentuk program Kewirausahaan Pertanian dan Digitalisasi Pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
Presiden Joko Widodo (tengah) berdialog dengan petani saat peresmian program Kewirausahaan Pertanian dan Digitalisasi Sistem Pertanian di Desa Majasari, Sliyeg, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (7/6/2018)./ANTARA-Dedhez Anggara
Presiden Joko Widodo (tengah) berdialog dengan petani saat peresmian program Kewirausahaan Pertanian dan Digitalisasi Sistem Pertanian di Desa Majasari, Sliyeg, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (7/6/2018)./ANTARA-Dedhez Anggara

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian BUMN bersama sejumlah perusahaan milik pemerintah membentuk program Kewirausahaan Pertanian dan Digitalisasi Pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan petani.

Program yang telah diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo pada 7 Juni lalu ini diimplementasikan di sembilan kabupaten di Jawa Barat, yaitu Indramayu, Karawang, Purwakarta, Majalengka, Sumedang, Cianjur, Garut, Ciamis, dan Tasikmalaya.

Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi Kementerian BUMN Wahyu Kuncoro menyebutkan program kewirausahaan dan digitalisasi pertanian ini diharapkan dapat meningkatkan posisi tawar para petani, dari hanya sebagai penggarap lahan yang tidak memiliki akses pasar dan kendali pada harga produksi, menjadi pemilik bersama atas entitas bisnis dengan model bisnis yang memberikan keuntungan maksimal bagi para petani.

"Sejauh ini, tahap-tahap awal yang menjadi kunci program Kewirausahaan Pertanian telah diwujudkan dalam bentuk piloting berupa entitas-entitas bisnis PT Mitra BUMDES Bersama (MBB) berbasis kerjasama komunitas di sebelas kecamatan dalam sembilan kabupaten,” kata Wahyu Kuncoro, Senin (9/7/2018).

Adapun peresmian program ini dilaksanakan di Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Tercatat, lebih dari 7.000 petani di Sliyeg telah dilibatkan dalam program ini.

Untuk memungkinkan penyerapan beras petani dengan harga yang baik, MBB Sliyeg telah membangun Sentra Pengolahan Beras Terpadu (SPBT) Sliyeg di desa Majasari yang dilengkapi dengan mesin pengering berkapasitas 30 ton per siklus, mesin penggiling berkapasitas 3 ton gabah per jam dan mesin pengemasan berkapasitas 4 ton beras per jam.

Salah satu arahan Presiden kala meresmikan program tersebut adalah, kewirausahaan Pertanian harus memiliki skala yang besar untuk memastikan efektivitas dan nilai tambah bagi petani sehingga petani dapat merasakan manfaat nyata dari program tersebut. Presiden pun akan terus memantau program ini selama enam bulan. Apabila berhasil, program ini akan diangkat menjadi program nasional.

Program Kewirausahaan dan Digitalisasi Pertanian ini didukung oleh sinergi sejumlah BUMN, diantaranya PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, PT Pupuk Indonesia (Persero), Bank BTN, Bank BNI, Bank BRI, Bank Mandiri, Perum Bulog, RNI, Askrindo, Jasindo, Pertani, Sang Hyang Seri, Pegadaian, Permodalan Nasional Madani (PNM), Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) dan Mitra BUMDes Bersama (MBB).

Proses edukasi dan sosialisasi sistem digital pertanian akan terus dilakukan hingga September 2018. Kemudian, pada Oktober dan November diharapkan proses pengalihan pola petani menjual gabah menjadi petani menjual beras sudah bisa terjadi pada panen raya di Sliyeg.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper