Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemendag: Perang Dagang Adalah Peluang Menggenjot Ekspor

Kementerian Perdagangan RI menilai perbaikan ekonomi Amerika Serikat (AS) akan menjadi peluang baru di tengah melemahnya nilai tukar rupiah dan perang dagang AS-China.
Kapal Logistik Nusantara 4 yang melayani tol laut menurunkan kontainer muatannya saat bersandar di dermaga Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (28/6/2018)./JIBI-Paulus Tandi Bone
Kapal Logistik Nusantara 4 yang melayani tol laut menurunkan kontainer muatannya saat bersandar di dermaga Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (28/6/2018)./JIBI-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perdagangan RI menilai perbaikan ekonomi Amerika Serikat (AS) akan menjadi peluang baru di tengah melemahnya nilai tukar rupiah dan perang dagang AS-China.

Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BPPP) Kementerian Perdagangan Kasan Muhri mengatakan, pebaikan ekonomi AS yang ditandai oleh rencana kenaikan suku bunga The Fed yang lebh agresif, menjadi peluang di tengah tingginya angka ekspor Indonesia ke AS.

Di sisi lain, margin laba yang diperoleh dari lemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, diperkirakan akan menjadi keuntungan tersendiri bagi para eksportir.

“Kalau dilihat ketergantungan [ekspor] kita dengan AS ini tinggi, [tertinggi] kedua setelah China. Sementara ekonomi AS sedang di posisi terbaiknya ini. Logikanya mereka akan butuh produk impor lebih banyak dari kita. Tentu ini jadi peluang,” ujarnya kepada Bisnis.com.

Kasan pun yakin, kondisi itu akan membuat target kenaikan ekspor Indonesia yang dipatok oleh pemerintah sebesar 11% pada tahun ini akan tercapai. Terlebih, tren ekspor Indonesia ke AS terekam mengalami kenaikan 3,53% sepanjang Januari-Mei 2018 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.  

Selain itu, dia mengklaim pemerintah telah menyiapkan sejumlah strategi untuk membantu mendongkrak ekspor produk Indonesia, terutama produk unggulan yang ekspornya terkoreksi. Dia melanjutkan, salah satu strategi tersebut dengan menambah pasar ekspor ke negara non-tradisional dan memperdalam penetrasi di pasar tradisional dengan meningkatkan kerja sama dagang.

Kasan juga melihat perang dagang antara AS dengan China akan memberikan celah  bisnis baru bagi Indonesia. Pasalnya, produk ekspor Indonesia berpeluang menggantikan produk asal China yang dikenai bea masuk yang tinggi ke AS.

“Tinggal sekarang, kami selaku pemerintah akan menjaga dan meningkatkan kerja sama dagang yang ada, seperti membahas kebijakan GSP dengan AS. Kami akan optimalkan di situ,” lanjutnya.

Menurutnya, pemerintah tengah mewaspadai apakah kebijakan AS kepada China akan merembet ke negara lain yang juga memiliki nilai surplus perdagangan yang besar ke Paman Sam. Adapun, derdasarkan data Kemendag surplus perdagangan Indonesia ke AS mencapai US$9 miliar pada tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper