Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DAMPAK PERANG DAGANG: Penetrasi Pasar Tradisional Perlu Diperkuat

Pemerintah Indonesia didesak untuk memperkuat penetrasi ke negara mitra dagang tradisional di tengah meningkatnya ancaman dari perang dagang antara AS dengan China.
KM Gunung tengah melakukan bongkar muat kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok. Kapal buatan galangan Meyer Werft, Jerman ini bisa mengangkut 98 TEUs kontainer di samping mengangkut penumpang. JIBI/ Rivki Maulana
KM Gunung tengah melakukan bongkar muat kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok. Kapal buatan galangan Meyer Werft, Jerman ini bisa mengangkut 98 TEUs kontainer di samping mengangkut penumpang. JIBI/ Rivki Maulana

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Indonesia didesak untuk memperkuat penetrasi ke negara mitra dagang tradisional di tengah meningkatnya ancaman dari perang dagang antara AS dengan China.

Kepala Departemen Ekonomi di Center of Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri mengatakan penetrasi tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan negosiasi kerja sama dagang dengan pasar tradisional seperti Uni Eropa dan negara di Asia Tenggara. Pasalnya, dia melihat Indonesia cukup tertinggal dengan negara lain dalam memanfaatkan pasar tradisionalnya.

“Tiga tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo, negosiasi dagang memang diperkuat. Akan tetapi, apa yang dilakukan pemerintah itu masih kurang gencar dibandingkan negara lain seperti Malaysia dan Vietnam,” ujarnya kepada Bisnis.com.

Di sisi lain, dia mengharapkan pemerintah Indonesia tidak ikut larut dalam tren pemberlakukan proteksionisme seperti yang telah dilakukan oleh China dan AS. Menurutnya, Indonesia justru perlu terbuka dengan produk-produk yang mengalami hambatan ekspor dari China maupun AS.

“Kita bisa menjadi jembatan bagi kedua negara itu, dengan menyerap produk-produk yang diproteksi dan mengolahnya menjadi produk bernilai tambah untuk diekspor kembali, seperti komponen dan suku cadang otomotif atau elektronik,” lanjutnya.

Upaya tersebut dinilai Yose akan meningkatkan daya saing dan ekspor produk-produk dari Indonesia di pasar global. Indonesia juga akan mendapat keuntungan dari murahnya harga bahan baku dari China dan AS yang terpapar proteksi perdagangan, sehingga akan mendapatkan margin keuntungan yang lebih besar ketika kembali diekspor dalam bentuk produk bernilai tambah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper