Pemerintah Selesaikan Market Sounding Proyek Satelit HTS

Duwi Setiya Ariyanti
Jumat, 29 Juni 2018 | 22:03 WIB
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara/Antara-Puspa Perwitasari
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara/Antara-Puspa Perwitasari
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah menyelesaikan tahap market sounding pada proyek satelit high throughput satellite (HTS).

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan pengumuman kepada para investor sudah dilakukan. Adapun, pada pengumuman itu pihaknya menerima saran dari para calon peminat.

Pengumuman tentang proyek satelit HTS dilakukan pada awal Juni. “Sudah. Market sounding itu kan kita cuma beri tahu kita ada proyek ini ada masukan atau tidak,” ujarnya di Jakarta pada Jumat (29/6/2018).

Meskipun telah diumumkan, dia enggan menyebut nilai pengadaan proyek satelit multifungsi itu. Namun, sebelumnya diperkirakan pengadaan satelit memerlukan sekitar Rp5 triliun.

Dia menyebut masih terdapat kemungkinan terdapat dua proyek yang ditawarkan sehingga masih terdapat potensi penyesuaian nilai proyek dari perbedaan kapasitas satelit.

Satelit ini dibangun dengan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) atau public private partnership (PPP) seperti yang diterapkan pada proyek Palapa Ring.

Skema tersebut pun diterapkan pada proyek strategis nasional (PSSN) yang berada di bawah pengawasan Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP).

Direktur Utama Balai Penyediaan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI) Anang Achmad Latif mengatakan pihaknya telah menyelesaikan lelang paket jasa konsultan proyek.

Telah didapatkan empat perusahaan khusus jasa konsultan yakni Deloitte untuk bidang finansial, Sarana Multi Infrastruktur yang menangani skema kerja sama pemerintah badan usaha (KPBU), Argosat untuk konsultan dari sisi teknis dan Tritech untuk konsultan telekomunikasi.

Menurutnya, lelang akan dimulai pada medio 2018 setelah proyek siap ditawarkan kepada investor.

Satelit jenis HTS merupakan satelit telekomunikasi dengan kecepatan transfer tinggi yang disebut memiliki teknologi terbaru.

Melalui satelit ini, daerah-daerah yang tak bisa tersentuh jaringan Internet kabel bisa menikmati kualitas kecepatan tinggi. Secara umum, satelit sangat diperlukan untuk menghubungkan antardaerah kepulauan serta dan daerah terpencil yang terpisah dengan laut. 

"Target kami [lelang dimulai pada] pertengahan tahun ini, Juni-Juli. Baru satu proyek satelit. Sekarang sedang tahapan finalisasi business case-nya," kata Anang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper