Bisnis.com, JAKARTA - Ajang Piala Dunia tak hanya ditunggu oleh para penggemar sepak bola. Para penjahat siber juga memanfaatkan momentum ini untuk melakukan penipuan lewat penjualan tiket.
Laporan dari Kaspersky Lab mengatakan peneliti mereka mengidentifikasi munculnya email phishing dari para pelaku penipuan siber yang mengiming-imingi korban dengan tiket Piala Dunia dengan harga berkali lipat dari aslinya.
“Kami mengingatkan para fans sepak bola untuk ekstra waspada dan cerdas saat melakukan pembelian tiket. Jangan terkecoh dengan bentuk tawaran apa pun. Satu-satunya cara untuk mendapatkan tiket yang asli adalah dengan membeli dari penjual resmi,” tegas Andrey Kostin, Senior Web-Content Analyst di Kaspersky Lab dalam keterangan resminya, Senin (11/6/2018).
Dia menjelaskan para pelaku memanfaatkan rumitnya sistem pembelian tiket Piala Dunia dan ketika situs penyedia tiket banyak mengalami lonjakan pengunjung, mereka memborong banyak tiket. Kemudian tiket-tiket tersebut mereka tawarkan di ratusan domain buatan mereka yang dilengkapi berbagai kata kunci berhubungan dengan Piala Dunia.
Calo siber tersebut menyasar para penggemar yang putus asa dan ingin memiliki tiket Piala Dunia dan menjualnya dengan harga tinggi. Cara ini amat beresiko karena tiket dari para calo siber tersebut kemungkinan besar tak dapat digunakan karena tak ada jaminan tiket tersebut merupakan asli.
Apalagi, selain menderita kerugian karena tak dapat menggunakan tiketnya, korban juga berpotensi menderita kerugian lebih banyak karena data diri mereka telah dikumpulkan oleh pelaku sehingga pelaku dapat memanfaatkannya untuk pencurian uang di masa mendatang.
Kostin juga mengatakan untuk memastikan pengguna tidak menjadi korban penipuan jenis ini, sistem anti-phishing Kaspersky Lab mendeteksi dan memblokir email dan situs web yang diduga palsu.
Selain itu, ada beberapa hal yang dapat dilakukan para fans sepak bola untuk menghindari penipuan jenis ini dan menjaga uang mereka di antaranya hanya membeli tiket dari sumber resmi, selalu memeriksa kembali alamat situs dan tautan yang akan dikunjungi, serta jangan klik tautan dalam email, pesan instan atau posting media sosial jika berasal dari pihak atau organisasi yang tidak dikenal atau memiliki alamat yang mencurigakan dan tidak wajar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
