Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peritel Indonesia Berlomba-Lomba 'Go International'

Para pengusaha ritel modern domestik menargetkan dalam 2 tahun ke depan setidaknya ada 10 merek lokal yang dapat merambah pasar luar negeri untuk mendongkrak penjualan produk Indonesia.

Bisnis.com, JAKARTA — Para pengusaha ritel modern domestik menargetkan dalam 2 tahun ke depan setidaknya ada 10 merek lokal yang dapat merambah pasar luar negeri untuk mendongkrak penjualan produk Indonesia.

Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Induansjah mengatakan, saat ini para pelaku bisnis ritel lokal tengah berlomba-lomba menyasar sejumlah pasar di Asia, seperti Malaysia, Singapura, Filipina, dan China.

Menurutnya, para pengusaha tengah getol melakukan upaya branding untuk meningkatkan daya saing produk lokal di pasar internasional.

Selama ini, setidaknya sudah ada 4 dari 400 brand anggota Hippindo yang telah menjajal pasar asing melalui strategi pembukaan gerai. Misalnya saja, Alfamart, J.Co, The Executive, dan restoran Sari Ratu.

“Meskipun kami [Hippindo] hanya sebagai tenant, kami dapat melakukan ekspor produk lokal dengan brand [anggota] kami, bisa dalam bentuk kepemilikan usaha atau membuka peluang waralaba,” ujarnya saat dihubungi Bisnis.com pada Minggu (10/6/2018).

Dia memerinci, selama ini Alfamart telah membuka tak kurang dari 100 gerai di Filipina, sedangkan restoran Sari Ratu telah membuka 10 gerai di Singapura, Malaysia, dan China.

Adapun, J.Co telah berekspansi di Manila, Hong Kong, China, dan Singapura. Sementara itu, The Executive telah merambah Kuala Lumpur dan Vietnam. 

Budihardjo mengaku asosiasinya mendorong upaya pemerintah untuk melakukan branding produk dalam negeri di pasar asing.

Salah satunya dengan membawa produk lokal dalam setiap  perhelatan misi dagang yang digawangi Kementerian Perdagangan. Sayangnya, selama ini program tersebut lebih sering memperkenalkan produk komoditas mentah tanpa merek.

Padahal, menurutnya, dengan membawa merek Indonesia dalam misi dagang, pemerintah dapat sekaligus memperkenalkan daya saing produk lokal ke pasar internasional.

Apalagi, sebutnya, merek Indonesia sebenarnya memiliki kualitas cukup kompetitif. “Misalnya merek fesyen sepatu, Buccheri,” ujarnya.

Beruntung, Kementerian Pariwisata belakangan ini mulai sering menyuguhkan merek lokal dalam setiap agenda promosi wisata ke luar negeri. Pengusaha, kata Budihardjo, mulai berkolaborasi dengan Kemenpar untuk membuat program co-branding dengan menggabungkan merek lokal ke dalam kampanye  Visit Wonderful Indonesia (ViWI).

“Tantangannya, orang [asing banyak yang] belum tahu merek Indonesia. Untuk itu, pemerintah harus melakukan pemetaan [merek domestik potensial] seperti yang dilakukan oleh Pemerintah China. Kami lihat merek Xiaomi [berkembang] karena Pemerintah China memberi dukungan,” ujarnya.

Selain mendesak bantuan pemerintah, dirinya meminta seluruh anggota Hippindo untuk menyampaikan setiap rencana ekspansi usaha. Langkah ini ditujukan untuk mempermudah dukungan atau kolaborasi dengan pemerintah jika dibutuhkan.

“Sementara ini, kami membidik pangsa pasar Asia terlebih dulu. Menteri Perdagangan juga sempat menawarkan [ekspansi] ke sejumlah [kawasan] lain termasuk Afrika, tetapi masih kami pertimbangkan dulu karena distribusi barang jauh,” ujarnya.

PELUANG BESAR

Dihubungi terpisah, Presiden Direktur Alfamart Hans Prawira membenarkan bahwa peritel Indonesia memang mulai melihat peluang besar di pasar asing. Per Februari 2018 saja, sebutnya, Alfamart sendiri telah membuka sekitar 400 gerai di Filipina.

Dia menambahkan Alfamart tertarik membuka gerai di Filipina karena melihat potensi pasar yang menjanjikan. Hal itu terefleksi dari karakter konsumen, tingkat persaingan, serta peluang bisnis minimarket yang cukup besar di negara beribukota Manila tersebut. 

“Kami tentunya ingin lari [berekspansi] lebih cepat. [Soal lokasi], Masih kami lihatlah. Kami juga menemukan mitra yang bisa cocok untuk bersama-sama mengembangkan bisnis di sana,” ungkapnya.

Tidak kalah dengan para peritel swasta, Presiden Direktur PT Sarinah (Persero) Gusti Ngurah Putu Sugiarta Yasa mengatakan perusahaannya juga berencana membuka gerai di Makkah, Arab Saudi melalui kemitraan dengan perusahaan setempat.

“Selain di Makkah, saat ini kami sedang melakukan pendekatan dengan konsep kemitraan di Jepang. Sudah ada yang berminat, yang kedua adalah di Tokyo. Kami targetkan kalau bisa 2018 sudah punya dua tempat perwakilan [di luar negeri],” tuturnya.

Terkait dengan pasokan produknya, Sugiarta mengatakan stok akan dipilih sesuai dengan selera pelanggan atau konsumen di negara tujuan. Adapun, ukuran gerainya akan disesuaikan dengan ketersediaan lahan dan mitra yang diajak bekerjasama.

“Sesuaikan dengan lahan, tetapi harus menampilkan ciri khas Sarinah dan Indonesia.”

Akhir pekan lalu, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengungkapkan pemerintah akan mendorong peritel untuk berekspansi ke Hanoi, Vietnam; Benua Afrika; dan Brazil, Amerika Selatan.

Meskipun tidak menyebutkan progresnya secara mendetail, Mendag mengaku sudah menjalin komunikasi dengan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) di sejumlah negara untuk merealisasikan rencana ekspansi bisnis ritel lokal tersebut. 

“Saya dorong ke ITPC-nya untuk meningkatkan penjualan [produk ritel lokal],” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper