Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Geber Ekspor Pertanian lewat Inovasi Karantina

Badan Karantina Pertanian meluncurkan 4 produk layanan publik sebagai upaya menggeber produk ekspor pertanian.
Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Banun Harpini/Twitter @Barantan_RI
Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Banun Harpini/Twitter @Barantan_RI

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Karantina Pertanian meluncurkan 4 produk layanan publik sebagai upaya menggeber produk ekspor pertanian.

Empat pelyanan publik tersebut adalah sistem inline inspection, protokol karantina, sertifikat elektronik dan sistem IQFAST. Inline inspection adalah upaya Kementan dalam memenuhi persyaratan phytosanitary negara tujuan ekspor melalui pendampingan dari mulai hulu hingga hilir, seperti pemenuhan Good Agricultural Practice dan Good Handling Practice di tingkat petani.

Sedangkan protokol karantina adalah upaya Badan Karantina Pertanian dalam memperjuangkan agar produk-produk pertanian kita dapat diterima masuk ke negara tujuan dengan persyaratan yang telah disepakati. Hal ini dilakukan kebeberapa tujuan ekspor, antara lain Tiongkok, Australia, NZ, Ukraina, Timor Leste.

Beberapa negara juga sudah bekerjasama terkait pengiriman sertifikat electronik karantina. Upaya ini dilakukan agar proses ekspor berjalan cepat, paperless dan mudah.

Badan Karantina Pertanian juga sudah mengeluarkan inovasi terbaru berupa IQFAST. Sistem ini dapat menampung kebutuhan pengguna jasa berupa waktu layanan yang cepat dan transparansi biaya serta kebutuhan internal untuk pengawasan.

Kepala Badan Karantina Pertanian, Banun Harpini, mengajak pelaku usaha untuk menjaga kekayaan sumberdaya pertanian kita dan juga mendorong agar produk yang dihasikan petani berdaya saing dan memberikan nilai lebih bagi para eksportir dan stakeholder.

Banun berharap agar kegiatan geber produk pertanian dapat terus berlanjut dan dapat memberikan inspirasi dan kepercayaan diri bagi petani, bahwa produk pertanian Indonesia juga mampu bersaing di kancah internasional.

"Masyarakat bisa turut serta melakukan geber dengan menumbuhkan kepercayaan positif pada produk-produk hasil pertanian kita, yakin kita bisa", katanya pada Rabu (7/6).

Pada saat yang bersamaan, Badan Karatina mencatat setidaknya ada 24 unit pelaksana teknis (UPT) Badan Karantina Pertanian yang juga melakukan geber ekspor berbagai produk pertanian. Yaitu di daerah Entikong, Padang, Cilacap, Palembang, Medan, Aceh, Pekanbaru, Belawan, Pangkalpinang, Surabaya, Tajung Balai Asahan, Jambi, Manado, Tanjungpinang, Banjarmasin, Denpasar, Balikpapan, Samarinda, Parepare, Sumbawa, Karimun, Semarang dan Makassar. Komoditasnya diantaranya 100 ton cacao liquer tujuan Amerika, 50 ton sayur-mayur ke Jepang, 6,1 ton gula organik ke Rumania, 297 ton kelapa tujuan Tiongkok, 750 babi potong tujuan Singapura dan 145 kg sarang burung walet tujuan Tiongkok.

Sementara itu geber ekspor produk pertanian yang langsung dikirim dari Bandara Soekarno Hatta pada hari yang sama diantaranya gaharu 308 kg, mangga 803 kg dan salak 153 kg, cengkeh 100 g, lada biji 100 g, kayu manis 100 g tujuan Saudi Arabi. Selain itu ada anthurium 37.774 batang, gerbera 3.234 batang, lomandra 585.354 box, philodendron 146.696 box, sygonium 11.550 box dan tanaman hias lain 891.600 batang tujuan Australia. Ada pula benih tomat 1,65 kg tujuan India, jeruk limau 155 kg tujuan Ceko, reptil 500 ekor tujuan Hongkong dan Amerika, juga sarang burung walet tujuan Thailand dan Tiongkok sebanyak 300 kg dan 87 kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper