Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Undang Investor Asing Bangun Pabrik Baterai Mobil Listrik

Pemerintah membuka peluang bagi investor yang ingin membangun pabrik baterai mobil listrik.Menteri Airlangga Hartarto mengatakan pihaknya mempersilakan investor asing dari negara mana pun untuk menanamkan modal di industri tersebut.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kiri) didampingi CEO Mitsubishi Motors Osamu Masuko melakukan tes drive usai prosesi penyerahan mobil hybrid dan mobil listrik kepada pemerintah Indonesia di Jakarta, Senin (26/2/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kiri) didampingi CEO Mitsubishi Motors Osamu Masuko melakukan tes drive usai prosesi penyerahan mobil hybrid dan mobil listrik kepada pemerintah Indonesia di Jakarta, Senin (26/2/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA--Pemerintah membuka peluang bagi investor yang ingin membangun pabrik baterai mobil listrik.

Menteri Airlangga Hartarto mengatakan pihaknya mempersilakan investor asing dari negara mana pun untuk menanamkan modal di industri tersebut.

"Yang mau investasi silakan saja, mau dari China, Korea, dari mana pun, bebas saja," ujar Airlangga di Jakarta, Kamis (31/5/2018).

Sementara itu, Jonathan Handojo, Penasihat Asosiasi Perusahaan Industri Pengolahan dan Pemurnian Indonesia (AP3I) menuturkan Indonesia saat ini memang perlu menarik investor asing untuk pabrik baterai mobil listrik. Pabrik ini akan mendorong pengembangan industri otomotif nasional.

Dia menilai Indonesia tidak mampu menjadi produsen baterai mobil listrik tanpa kerja sama dengan investor asal China. Hal ini disebabkan bahan baku baterai mobil listrik, seperti nikel dengan kemurnian 100% dan kobalt dunia telah dikuasai Negara Tirai Bambu tersebut.

Selain itu, penguasaan teknologi baterai mobil listrik oleh China juga sudah mumpuni. Oleh karena itu, Jonathan berpandangan lebih baik Indonesia menarik investor China untuk membangun pabrik di dalam negeri.

"China sekarang sudah menjadi produsen utama untuk baterai dari nikel untuk mobil listrik, maupun baterai lithium," katanya.

Kemenperin menargetkan kendaraan LCEV termasuk mobil listrik dapat diproduksi sebanyak 20% dari seluruh populasi kendaraan di Indonesia pada 2025. Sasaran ini disesuaikan dengan tren di dunia. Namun, jika permintaannya tinggi, produksi bisa melebihi dari target yang ditetapkan tersebut.

Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Harjanto menjelaskan pengembangan kendaraan listrik di dalam ngeri perlu pentahapan yang terintegrasi sebagaimana peta jalan pengembangan industri kendaraan bermotor nasional.

Misalnya, aspek penyiapan regulasi atau payung hukum, infrastruktur pendukung, dan teknologi. Selain itu, kesiapan untuk keberlanjutan industri, dampak lingkungan, dan dampak sosial.

Harjanto juga menekankan bahwa pembangunan infrastruktur kendaraan listrik seperti charging station menjadi sangat penting. Selanjutnya, Kemenperin mendorong peningkatan kemampuan industri komponen dalam negeri, seperti memproduksi baterai untuk kendaraan listrik.

Upaya ini antara lain dilakukan melalui kegiatan penelitian dan pengembangan (R&D) serta penerapan standardisasi produknya.

Strategi lain untuk mendorong industri otomotif di Indonesia agar berinvestasi memproduksi kendaraan listrik, yakni melalui pemberian insentif. Kemenperin telah mengusulkan kepada Kementerian Keuangan mengenai pemberian insentif terhadap pengembangan program LCEV, yang di dalamnya termasuk kendaraan listrik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper