Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kuartal II/2018, Penjualan Lahan Industri Diperkirakan Capai 100 Hektare

Penjualan lahan industri di kawasan Jabodetabek pada kuartal II tahun ini diharapkan bisa mencapai 100 hektare.
Petugas berjaga di pelabuhan yang berada di kawasan industri terpadu Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur, Selasa (8/5/2018)./ANTARA-Umarul Faruq
Petugas berjaga di pelabuhan yang berada di kawasan industri terpadu Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur, Selasa (8/5/2018)./ANTARA-Umarul Faruq

Bisnis.com, JAKARTA—Penjualan lahan industri di kawasan Jabodetabek pada kuartal II tahun ini diharapkan bisa mencapai 100 hektare.

Sanny Iskandar, Ketua Himpunan Kawasan Industri (HKI), mengatakan sepanjang kuartal pertama lalu penjualan lahan industri di kawasan Jabodetabek masih sangat minim, yaitu 11,27 hektare. Oleh karena itu, pada kuartal II ini diharapkan transaksi pembelian lahan oleh industri meningkat. Penjajakan yang telah dilakukan selama 3 bulan pertama tahun ini diharapkan mulai menuai hasil.

"Harapan kami pada kuartal II bisa ada 100 hektare, itu cukup bagus. Dalam kondisi seperti ini, penjualan sepanjang tahun dapat mencapai 250 hektare sudah bagus," ujarnya di Jakarta, Senin (28/5/2018).

Menurutnya, tren pembelian lahan cukup sulit diprediksi karena industri melakukan transaksi untuk jangka panjang, terutama industri padat modal dan membutuhkan lahan yang besar seperti industri otomotif. Perusahaan otomotif cenderung membeli lahan besar dalam satu transaksi. Alhasil, ekspansi yang dilakukan pada masa mendatang, tidak lantas membuat perusahaan mencari lahan kosong.

Kendati pembelian lahan kawasan industri dinilai cukup sulit untuk tumbuh tinggi, asosiasi berharap revisi insentif fiskal tax holiday yang diluncurkan pemerintah dapat mendatangkan peningkatan permintaan lahan industri karena mendorong kemampuan perusahaan untuk ekspansi.

Harapan lainnya, aturan yang segera dirilis pemerintah terkait revisi tax allowance serta percepatan berusaha juga diharapkan membawa tambahan dampak bagi permintaan kawasan industri.

Tahun lalu, lahan industri yang diserap industri mencapai 250 hektare. Rata-rata harga lahan berkisar Rp1 juta hingga Rp2 juta. Dengan target ini, penjualan diproyeksikan dapat mencapai Rp2,5 triliun—Rp5 triliun.  

Ke depan, pengembangan kawasan industri akan bergerak ke Jawa Barat utara bagian timur seperti Purwakarta, Subang, Majalengka, Indramayu, dan Cirebon. Pengembangan kawasan industri umumnya mengikuti pembangunan fasilitas infrastruktur.

Selain itu, di kawasan tersebut upah minimum juga lebih rendah dibandingkan dengan kawasan industri yang berada di Karawang dan Bekasi. Saat ini, beberapa pengembang kawasan industri telah memulai tahapan pembebasan lahan di daerah-daerah Jabar utara bagian timur.

"Industri yang bergerak ke sana termasuk padat kaya karena upah lebih rendah, seperti industri teksil, garmen, alas kaki, furnitur, bahan bangunan, dan mamin. Makanya, di Karawang dan Bekasi saat ini kebanyakan perusahaan otomotif dan elektronik," katanya. 

Tingkat keterisian lahan industri di sekitar Jabodetabek sudah cukup padat dengan ketersediaan lahan kosong sekitar 10%-20% dari total luas lahan industri. Lebih lanjut, Sanny menyebutkan saat ini luas pembangunan di kawasan industri luar Jawa mulai meningkat. “Kalau dulu kurang lebih 76% di Jawa dan sisanya di luar Jawa, sekarang 60% di Jawa dan 40% di luar Jawa. Ke depan paling tidak 50%:50%,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper