Waspada dengan Malware VPNFilter yang Menyerang Router

Dhiany Nadya Utami
Selasa, 29 Mei 2018 | 20:49 WIB
Ilustrasi kejahatan siber./Reuters-Kacper Pempel
Ilustrasi kejahatan siber./Reuters-Kacper Pempel
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Masyarakat perlu waspada terhadap serangan malware VPNfilter karena malware ini sama berbahayanya dengan serangan lain yang sebelumnya terjadi seperti WannaCry dan NoPetya.

Chairman lembaga riset keamanan siber Communication and Information System Security Research Center (CISSReC) Pratama Persadha menyebut malware VPNfilter cukup berbahaya. Menurutnya, FBI sampai mengeluarkan imbauan luas karena kemampuan malware tersebut untuk mencuri dan mengumpulkan informasi.

“VPNfilter menyerang jaringan internet yang ada di rumah dan perkantoran yang sederhana, sering disebut sebagai SOHO atau Small Office and Home Office. Pemakainya jelas luas, jadi diperkirakan efeknya sangat besar bila terus meluas,” terangnya dalam keterangan tertulis kepada Bisnis, Selasa (29/5/2018).

Pratama menambahkan bahwa VPNfilter sama berbahayanya dengan malware Wannacry dan NoPetya, karena selain mampu mencuri informasi, malware ini juga mampu merusak router yang diserang.

“Para pembuat VPNfilter sadar betul, mereka mengincar router rumahan yang sederhana karena tidak dibekali pengamanan tambahan seperti anti-malware maupun Intrution Prevention System, sehingga bisa masuk dan cepat menyebar,” ujarnya.

Dia menjelaskan ada lebih dari 500 ribu perangkat yang terancam terinfeksi. Adapun merek-merek router yang sebaiknya melakukan restart antara lain Linksys, Mikrotik, Netgear, Q-Nap dan TP-Link.

“Sebaiknya dilakukan restart, setting ulang dan update firmware segera ke versi terbaru. Sebaiknya juga pemerintah dalam hal ini Kominfo dan BSSN bisa memberikan himbauan terutama kepada instansi pemerintah lainnya untuk waspada melakukan langkah preventif awal,” terangnya.

Beberapa sumber sendiri menyatakan asal malware VPNfilter berasal dari kelompok peretas Rusia. Namun, belum diketahui apakah ini adalah aksi balasan pasca serangan Wannacry yang dicurigai sebagai aksi senjata siber dari AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper