Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Juli 2018, Indonesia Kendaraan Terminal Dapat Limpahan 200.000 Unit

PT Indonesia Kendaraan Terminal bakal mendapat limpahan kendaraan sebanyak 200.000 unit mulai Juli 2018. Limpahan arus barang ini akan membuat proporsi volume kendaraan yang ditangani IKT tahun ini akan menyentuh 550.000 unit.
Kendaraan produksi perusahaan otomotif nasional tengah diparkir di lapangan penumpukan PT Indonesia Kendaraan Terminal, Tanjung Priok. Kendaraan-kendaraan ini siap dimuat ke kapal untuk selanjutnya diekspor ke negara tujuan/Bisnis - Rivki Mauana
Kendaraan produksi perusahaan otomotif nasional tengah diparkir di lapangan penumpukan PT Indonesia Kendaraan Terminal, Tanjung Priok. Kendaraan-kendaraan ini siap dimuat ke kapal untuk selanjutnya diekspor ke negara tujuan/Bisnis - Rivki Mauana

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Indonesia Kendaraan Terminal bakal mendapat limpahan kendaraan sebanyak 200.000 unit mulai Juli 2018 mendatang. Limpahan arus barang ini akan membuat proporsi volume kendaraan yang ditangani IKT tahun ini akan menyentuh 550.000 unit.

Direktur Utama IKT, Chiefy Adi mengatakan limpahan arus kendaraan itu berasal dari dermaga yang dikelola oleh PT Pelabuhan Tanjung Priok, perusahaan afiliasi IKT. Untuk diketahui, IKT dan PTP merupakan anak usaha dari PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau Indonesia Port Corporation (IPC).

 

Chiefy menyebut, Pelindo II membuat zonasi arus barang yang mana penanganan kendaraan akan dikhususkan di wilayah kerja IKT. "Dengan ada zonasi, ini bagus sekali karena sesama Grup IPC tidak berebut pasar," jelasnya dalam acara Buka Puasa Bersama di Jakarta, Minggu (27/5/2018).

 

Menurut Chiefy, saat ini IKT menangani arus kendaraan sebanyak 350.000 unit. Tambahan arus kendaraan dari PTP diestimasi akan membuat portofolio arus kendaraan IKT melonjak 57% menjadi 550.000 unit. Limpahan itu sekaligus membuat proporsi arus kendaraan domestik melampaui arus kendaraan internasional.

 

Direktur Komersial & Pengembangan Bisnis IKT, Arif Isnawan menambahkan, volume kendaraan domesik yang ditangai IKT - tanpa limpaan dari PTP- mencapai 15%, sedangkan sisanya 85% merupakan arus kendaraan internasional.

 

Kendati arus kendaraan domestik akan dominan dengan arus limpahan, Arif menekankan pendapatan dari penanganan kendaraan internasional tetap lebih besar. "Memang proporsi tahun depan akan lebih banyaj domestik, tapi pendapatan dari internasional itu 92% lebih," jelasnya.

 

IKT saat ini adalah satu-satunya gerbang bagi arus kendaraan ekspor maupun impor. Tahun lalu, volume ekspor kendaraan di IKT mencapai 274.900 unit sedangkan volume impor sebesar 84.143 unit. Filipina dan Saudi Arabia menjadi dua negara tujuan ekspor terbesar dengan pangsa hampir 60%.

 

Untuk memperluas pasar, IKT tengah menjajaki kerja sama dengan pemilik terminal kendaraan di sejumlah kota, antara lain Belawan, Batam, Balikpapan, dan Makassar. Di samping itu, IKT juga berniat mengelola terminal kendaraan di pelabuhan yang dikelola induk, antara lain di Panjang, Pontianak, dan Palembang.

 

Selain kendaraan, IKT juga menangani bongkar muat alat berat, truk, bus, dan suku cadang. IKT mengelola lahan seluas 31 hektare dengan kapasitas 700.000 kendaraan per tahun. Sesuai rencana, pada 2022, IKT memprpyeksi penambahan luas lahan menjadi 89,5 hektare dengan kapasitas 2,1 juta kendaraan.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rivki Maulana

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper