Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengapa UMKM Daerah Sulit Berkembang?

Jumlah pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia mencapai 60 juta. Namun, perkembangannya belum maksimal karena sejumlah kendala.
Pekerja menyelesaikan proses pewarnaan kain pantai di Desa Laban, Mojolaban, Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin (5/3)./ANTARA-Mohammad Ayudha
Pekerja menyelesaikan proses pewarnaan kain pantai di Desa Laban, Mojolaban, Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin (5/3)./ANTARA-Mohammad Ayudha

Bisnis.com, JAKARTA -- Jumlah pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia mencapai 60 juta. Namun, perkembangannya belum maksimal karena sejumlah kendala.

Direktur Utama PT Jasa Nugraha Ekakurir (JNE) Mohammad Feriadi menjelaskan pelaku Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sulit berkembang karena tidak memiliki pasar yang lebih luas. Selain itu, usia usaha yang seringkali baru membuat dana yang tersedia tidak terlalu besar dan penguasaan teknologi pun masih terbatas.

Dari total 60 juta UMKM yang ada di Indonesia, baru sekitar 5% yang menggunakan teknologi seperti menawarkan produk melalui elektronik. Terlebih, sebagian besar produk yang ditawarkan adalah barang impor dari Cina.

Dia menerangkan barang impor lebih diminati karena harganya yang sangat bersaing. Ini bisa terjadi karena besarnya dukungan Pemerintah China yang gencar memberi subsidi.

JNE, ungkap Feri, memiliki program yang bisa membuat UMKM bisa bersaing yakni dengan mengadakan pelatihan-pelatihan di daerah.

"Kami juga menyediakan ruang di kantor JNE dan ada WiFi yang bisa dijadikan mereka tempat online. Sehingga, saat mereka menerima order, JNE juga mendapat positifnya," katanya kepada Bisnis, Kamis (24/5/2018).

Pendiri Tekindo Biz Mustafa Kamal menuturkan UMKM tidak bisa berkembang karena saat ini pelaku usaha logistik masih berdiri sendiri tanpa sinergi.

"Ini membuat barang yang diproduksi mereka lebih mahal dan tidak bisa bersaing dengan produk impor," paparnya.

Melalui sinergi antara pelaku usaha dan pemerintah, Kamal meyakini akan terbentuk sistem pola pengiriman barang yang lebih terorganisir baik via darat, laut, maupun udara. Dengan demikian, utilisasi moda transportasi lebih terisi karena permasalahan logistik yang ada sekarang adalah pengiriman dari Jawa ke daerah Timur penuh, tapi sebaliknya tidak terisi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper