Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PJAA Fokus Jual Tuntas 70 Unit Properti

PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk atau PJAA tengah fokus menghabiskan 70 unit properti pada sejumlah proyek guna mendorong bisnis properti dan menambah pendapatan perseroan.
Wisatawan menikmati suasana di kawasan pantai Ancol, kompleks Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Rabu (4/10)./ANTARA-Aprillio Akbar
Wisatawan menikmati suasana di kawasan pantai Ancol, kompleks Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Rabu (4/10)./ANTARA-Aprillio Akbar

Bisnis.com, JAKARTA – PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk atau PJAA tengah fokus menghabiskan 70 unit properti pada sejumlah proyek guna mendorong bisnis properti dan menambah pendapatan perseroan.

Wakil Direktur PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. Teuku Sahur Syahali mengatakan perseroan segera menjual proyek apartemen Ocean Breeze yang akan terintegrasi dengan sejumlah moda transportasi seperti Transjakarta dan Mass Rapid Transit (MRT).

Dia menyebut proyek Ocean Breeze ini adalah proyek prioritas yang akan didanai dari dana belanda modal perseroan tahun ini yang totalnya sekitar Rp950 miliar. Sebagai informasi, proyek Ocean Breeze ini adalah proyek hasil kerjasama PJAA dengan Crown Group, pengembang asal Australia.

“Sekarang kami akan fokus menghabiskan yang ada di inventory dulu. Sekitar 60 sampai 70 unit, dan itu nilainya besar, per unit bisa mencapai Rp6 miliar,” ujar Teuku kepada Bisnis, Selasa (22/5/2018).

Adapun, sejumlah unit yang masih tersisa dan belum sold out berada di proyek Coastal Villa, Cordova Office Tower, D’Cove, dan Apartemen Northland.

Dia mengakui bahwa bisnis properti Ancol memang tidak bertumbuh dengan baik dalam beberapa tahun terakhir. Ada pun penyumbang terbesar pada pendapatan perusahaan datang dari bisnis rekreasi, yakni dari Taman Impian Jaya Ancol dan secara khusus di Dunia Fantasi. Namun, dia tetap optimistis untuk mendorong pertumbuhan bisnis properti dengan sejumlah proyek baru perusahaan.

Sementara itu, Senior Associate Director Colliers Ferry Salanto mengatakan para pengembang tidak terlalu ambisius melakukan pembangunan apartemen pada kuartal satu tahun ini. Dia beralasan, memang para pengembang sedang fokus untuk menghabiskan sejumlah stok unit yang tersisa, atau menyelesaikan pembangunan apartemen sejak tahun lalu.

Ferry menerangkan, sejak pertumbuhan kelas menengah di Jakarta semakin bertumbuh dan menjadi salah satu variabel pertumbuhan bisnis properti, banyak pengembang yang lantas memikirkan ulang strategi pemasaran properti. Alhasil, harga apartemen berada pada kisaran Rp500 juta sampai Rp1,5 miliar.

“Secara umum, pasar apartemen di Jakarta berubah sejak kuartal 4 tahun 2017 lalu. Awalnya kita memprediksi pasar properti di Indonesia akan stabil, tetapi ada pelemahan sampai 2019. Kami juga memprediksikan rata-rata pembelian hanya berkisar 83% sampai 85% saja sampai dengan akhir 2019,” terang Ferry.

Meskipun begitu, Ferry memprediksikan, pemerintahan yang baru pada 2019 mendatang akan menstabilkan pasar properti. Sehingga, persentase pembelian apartemen bisa naik sampai 87% pada 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper