Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RI - India Target Total Dagang dan Investasi Capai US$50 miliar

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia membentuk Komite Bilateral India dalam kepengurusan baru untuk mendorong realisasi target total perdagangan dan investasi sebesar US$50 miliar pada 2025.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo (tengah) berbincang dengan Ketua Kadin Rosan P. Roeslani (kanan), dan Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso sebelum diskusi dalam Breakfast Meeting bertajuk Prospek Ekonomi Indonesia 2018 di Jakarta, Kamis (2/11)./ANTARA-Rosa Panggabean
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo (tengah) berbincang dengan Ketua Kadin Rosan P. Roeslani (kanan), dan Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso sebelum diskusi dalam Breakfast Meeting bertajuk Prospek Ekonomi Indonesia 2018 di Jakarta, Kamis (2/11)./ANTARA-Rosa Panggabean

Bisnis.com, JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia membentuk Komite Bilateral India dalam kepengurusan baru untuk mendorong realisasi target total perdagangan dan investasi sebesar US$50 miliar pada 2025.

Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P Roeslani mengaku saat ini masih banyaj potensi kerjasama ekonomi yang dapat ditingkatkan antar kedua negara. Pembentukan Komite Bilateral India dinili menjadi salah satu langkah awal mengidentifikasi potensi tersebut.

“Komite Bilateral India ini diharapkan mampu mengidentifikasi potensi ataupun hambatan yang ada karena dalam CEO Forum tahun 2016 kedua negara sudah sepakat untuk mengejar target ambisius 50:50 dengan total perdagangan dan investasi sebesar US$50 Miliar pada 2025," kata Rosan dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat (18/5/2018).

Dua kali kunjungan kenegaraan yang telah dilakukan Presiden Jokowi ke India dinilai sebagai komitmen bagi penguatan hubungan ekonomi bilateral kedua negata.

Indonesia dan India sebelumnya diprediksi akan menjadi kekuatan ekonomi terbesar ke-6 dan ke-3 pada 2030, sehingga memiliki potensi kerja sama perdagangan dan investasi yang cukup besar.

Shinta Widjaja Kamdani, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional berharap komite ini mampu menjadi katalis guna meraih target investasi dan perdagangan para pelaku usaha dua negara, khususnya yang telah disepakati sebelumnya terkait enam sektor yakni pertambangan, infrastruktur, manufaktur, farmasi, digital serta sektor jasa.

“Sektor manufaktur misalnya kita bisa melakukan kerja sama investasi untuk instalasi pemurnian (refinery), tekstil, dan otomotif. Untuk infrastruktur juga kita bisa meningkatkan kerja sama di bidang penerbangan mengingat India akan menjadi pasar penerbangan dunia terbesar ketiga dan Indonesia keenam dalam beberapa tahun mendatang," kata Shinta.

Adapun keenam sektor yang menjadi fokus kerja sama Kadin Komite Bilateral India merupakan kesepakatan yang dihasilkan para pengusaha dari kedua negara pada CEO Forum Indonesia-India 2016 lalu yang dilaksanakan di sela Kunjungan Presiden Jokowi ke India pada Desember tahun yang sama.

Indonesia sendiri merupakan mitra dagang terbesar India di Asean. India merupakan pembeli minyak sawit Indonesia terbesar termasuk salah satu tujuan utama untuk ekpor batu bara.

Untuk investasi, India mencatat kenaikan cukup signifikan pada 2017, yaitu lebih dari lima kali lipat dibanding tahun sebelumnya dari US$55 juta menjadi US$286,6 juta. Oleh karena itu langkah ini penting bagi pengusaha Indonesia untuk meningkatkan hubungan ekonomi yang lebih baik dengan pengusaha India

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, neraca perdagangan Indonesia- India pada 2016 sebesar US$12,9 milyar dengan total ekspor US$10,2 miliar dan impor US$2,1 miliar.

Pada 2017 secara year on year neraca perdagangan Indonesia - India mengalami kenaikan sekitar 28,7 %, dengan total ekspor US$14,08 miliar dan impor US$4,05 miliar. Meski demikian perdagangan kedua negara pada periode Januari sampai Maret mengalami penurunan sekitar 3,06% yakni US$4,46 miliar pada 2017 menjadi US$4,33 miliar pada 2018.

Begitu Pengurusan Komite Bilateral India Kadin Indonesia, diantaranya :
1. Ketua Komite India Kadin Indonesia, Satish Mahtani (Dua Surya Dinamika)
2. Iwan Lukminto (Sritex)
3. Adrian Lembong (Adaro)
4. Derice Sumantri (Progress Group)
5. Sigit Muhartono (Garuda Indonesia)
6. Irawati Setiady (Kalbe Farma)
7. Johan Mulyawan (Mayora)
8. Fakir Chand (Indo Setu Bara Resources)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper