Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA MINYAK: WTI Sempat Tembus US$70/Barel, Pejabat Fed Mulai Bicara Soal Inflasi & Upah Tenaga Kerja

Harga minyak mentah dunia di awal perdagangan hari ini, Selasa (8/5/2018) kembali meninggalkan harga US$70 per barel.Pada pk. 06.11 WIB, minyak WTI melemah 1,02% ke US$69,9 per barel. Sementara itu pada penutupan perdagangan Senin, WTI bertengger di harga US$70,73 per barel atau mengalami kenaikan 1,45%.
Aktivitas di Sumur Parang-1 yang dioperasikan oleh Pertamina Hulu Energi (PHE) Nunukan Company yang berada sekitar enam kilometer dari Pulau Bunyu, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara , Senin (20/3)./Antara-Pertamina
Aktivitas di Sumur Parang-1 yang dioperasikan oleh Pertamina Hulu Energi (PHE) Nunukan Company yang berada sekitar enam kilometer dari Pulau Bunyu, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara , Senin (20/3)./Antara-Pertamina

Bisnis.com, JAKARTA- Harga minyak mentah dunia di awal perdagangan hari ini, Selasa (8/5/2018) kembali meninggalkan harga US$70 per barel.

Pada pk. 06.11 WIB, minyak WTI melemah 1,02% ke US$69,9 per barel. Sementara itu pada penutupan perdagangan Senin, WTI bertengger di harga US$70,73 per barel atau mengalami kenaikan 1,45%.

Pejabat bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve) mengomentari terkait harga minyak mentah yang mampu menembus harga US$70 per barel pada perdagangan Senin.

Mengingat kondisi tersebut, berbicara di sela-sela konferensi otomatisasi di sini, Presiden Federal Reserve Bank Atlanta, Raphael Bostic dan Presiden Federal Reserve Bank Dallas, Robert Kaplan, keduanya mengatakan mereka akan mentoleransi inflasi sedikit di atas target dua persen The Fed.

Namun, pejabat Fed tersebut Senin mengatakan bahwa kenaikan inflasi AS dan tekanan upah belum cukup untuk mendorong perubahan suku bunga.

Kaplan mengatakan bahwa minyak yang lebih mahal akan meningkatkan biaya operasional bisnis di AS.

"Siklus jangka pendek menguat, tapi itu akan diimbangi oleh tren jangka panjang yang akan menjaga harga lebih rendah,” kata Kaplan seperti dikutip Reuters, Selasa (8/5/2018).

Sementara itu Bostic mengatakan bahwa jika tren kenaikan harga minyak berlanjut, maka kemungkinan akan mengerek juga upah tenaga kerja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper