Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Olefin di Asean Implementasikan Industri 4.0

Sejumlah industri produsen olefin yang berda di Asia Tenggara tengah agresif meningkatkn produktivitas dan efisiensi melalui implementasi teknologi digital. Memasuki era industri 4.0, kalangan industri harus mampu mengantisipasi tantangan global seperti kenaikan harga minyak dunia.
Ilustrasi/Reuters-Wolfgang Rattay
Ilustrasi/Reuters-Wolfgang Rattay

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah industri produsen olefin yang berda di Asia Tenggara tengah agresif meningkatkn produktivitas dan efisiensi melalui implementasi teknologi digital. Memasuki era industri 4.0, kalangan industri harus mampu mengantisipasi tantangan global seperti kenaikan harga minyak dunia.

Topik tersebut menjadi pembahasan peserta konferensi  Regional Olefin Producers Technical Committee (ROPTC) ke-21 yang digelar 7-9 Mei  2018, di Bali.

Sejumlah delegasi yang hadir pada pertemuan tahunan tersebut, di antaranya adalah: PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP), sekaligus menjadi tuan rumah pelaksana acara, Petronas (Malaysia), PCS (Singapura), SCG Chemicals, PTT Global Chemicals dan IRPC (Thailand) serta JG Summit (Philippina), serta sejumlah perusahaan lain yang bergerak di sektor petrokimia.

Wakil Presiden Direktur Chandra Asri Petrochemical Kulachet Dharachandra mengungkapkan tantangan yang dihadapi industri petrokimia adalah bagaimana menjaga produktivitas dan margin keuntungan, ditengah kenaikan biaya bahan baku

“Selain itu, kondisi perekonomian global juga masih berfluktuasi. CAP telah menerapkan teknologi mutakhir dalam membangun komplek petrokimia kedua, yang nantinya akan dikelola oleh entitas anaknya, PT Chandra Asri Perkasa,” ungkap Kulachet, Selasa (8/5/2018).

Dia mengungkapkan CAP2 telah menandatangani enam perjanjian lisensi dan desain teknik dengan pemegang lisensi kelas dunia, yaitu Lummus Technology CB&I untuk fasilitas Naptha Cracker dan pabrik Butadiene; GTC Technology untuk pabrik aromatics (benzene, toluene and xylenes) recovery plant; Texplore untuk pabrik High Density Polyethylene (HDPE); dan Lyondellbasell untuk pabrik Low Density Polyethylene (LDPE) dan pabrik Polypropylene (PP). 

CAP meyakini teknologi tersebut dapat menghasilkan tingkat produktivitas yang tinggi dan efisien untuk kompleks petrokimia kedua. Kompleks petrokimia yang baru ini diharapkan dapat menurunkan angka impor Indonesia terhadap Olefin dan Poliolefin serta dapat semakin memperkuat struktur industri nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dara Aziliya
Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper