Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemendag Latih Pengusaha Afghanistan Terkait Ekspor Impor

Kementerian Perdagangan menyelenggarakan pelatihan ekspor-impor untuk para pengusaha Afghanistan selama tiga hari di Kabul, Afghanistan. Kegiatan yang bertajuk 'Training on Export-Import Procedure' tersebut berlangsung pada 79 Mei 2018.
Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Arlinda (kedua kanan)/JIBI-Endang Muchtar
Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Arlinda (kedua kanan)/JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perdagangan menyelenggarakan pelatihan ekspor-impor untuk para pengusaha Afghanistan selama tiga hari di Kabul, Afghanistan. Kegiatan yang bertajuk 'Training on Export-Import Procedure' tersebut berlangsung pada 7−9 Mei 2018.

Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI) bersama Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag menggelar pelatihan ini sebagai program pengembangan kapasitas, bersinergi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia Kabul. Kemendag berharap pelatihan ini berkontribusi meningkatkan hubungan dagang dan neraca perdagangan Indonesia-Afghanistan di masa depan.

“Pelatihan ini mendorong pengusaha Afghanistan untuk bermitra dengan pengusaha Indonesia. Materi pelatihan menitikberatkan pada peningkatan neraca perdagangan Indonesia-Afghanistan lewat kegiatan ekspor dan impor. Selain itu, pelatihan ini juga memberikan pengetahuan mengenai perdagangan internasional kepada para pengusaha,” kata Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Arlinda dalam keterangannya, Senin (7/5/2018).

Pelatihan ekspor-impor di Afghanistan adalah tindak lanjut kunjungan bilateral Presiden RI Joko Widodo ke Afghanistan bulan Januari 2018 lalu untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dan perdagangan antara kedua negara. Pelatihan ini juga menjadi bentuk dukungan Presiden RI dalam upaya mewujudkan perdamaian bagi warga Afghanistan.

Sebanyak 30 peserta berpartisipasi dalam pelatihan ini. Para peserta terdiri atas pengusaha Afghanistan yang ingin melakukan kegiatan ekspor-impor dengan Indonesia, serta pejabat instansi pemerintah Afghanistan. Pelatihan ekspor-impor ini juga menjadi salah satu cara Indonesia meningkatkan ekspor ke negara tujuan ekspor nontradisional.

Nilai ekspor Indonesia ke Afghanistan tahun 2017 tercatat sebesar US$20,2 juta, meningkat 24,69% dibandingkan tahun 2016 yang sebesar US$16,2 juta. Sedangkan, nilai impor Indonesia dari Afghanistan tahun 2017 tercatat sebesar US$29.000, atau turun 6,45% dibandingkan tahun 2016 yang sebesar US$31.000.

Menurut Arlinda, pengusaha Indonesia berpeluang besar meningkatkan ekspor ke Afghanistan, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih besar. Salah satunya terlihat dari jumlah buyer Afghanistan yang mengunjungi Trade Expo Indonesia tahun 2017 sebanyak 266 orang. Kunjungan buyer Afghanistan tersebut menghasilkan transaksi dagang sebesar US$64 ribu. Produk utama yang diminati antara lain perlengkapan rumah tangga, produk dari kayu, produk herbal, serta kertas dan produk kertas.

Sementara narasumber yang memberikan pelatihan berawal dari kalangan praktisi di bidang ekspor dan impor, yaitu Izmirta Rachman dari PT. Energi Agro Nusantara (PT. ENERO), Nursyamsu Mahyuddin Abdullah dari PT. DaFa Teknoagro Mandiri, serta Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI) yang diwakili oleh Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor, Iriana Trimurty
Ryacudu.

Materi yang disajikan meliputi pengenalan produk potensial Indonesia dan Afghanistan, tinjauan kegiatan ekspor-impor, prosedur dan dokumen ekspor-impor, sistem pembayaran ekspor-impor, prosedur transportasi dan penanganan kargo ekspor-impor, ketentuan perdagangan internasional (INCOTERMS 2010), kalkulasi dan penentuan harga ekspor, latihan pengisian dokumen ekspor, serta kisah sukses para eksportir.

“Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan para peserta mampu memahami seluk-beluk proses ekspor dan impor. Khususnya, proses penyelesaian administrasi sesuai prosedur dan dokumen; sistem pembayaran ekspor, transportasi, dan penanganan kargo; keterampilan kalkulasi harga, serta berbagi informasi tentang produk potensial antar negara,” pungkas Arlinda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rayful Mudassir

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper