Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kementerian Perindustrian Terus Dongkrak Daya Saing IKM

Kementerian Perindustrian terus mendongkrak daya saing industri kecil dan menengah, termasuk dengan pelatihan mengemas produk.
Salah satu contoh produk Industri Kecil dan Menengah (IKM)/Bisnis.com-Feri Kristianto
Salah satu contoh produk Industri Kecil dan Menengah (IKM)/Bisnis.com-Feri Kristianto

Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Perindustrian terus mendongkrak daya saing industri kecil dan menengah, termasuk dengan pelatihan mengemas produk.

Eddy Siswanto, Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian, menuturkan selama ini pihaknya juga telah aktif dalam peningkatan kualitas produk UMKM, salah satunya melalui balai besar yang terdapat di beberapa provinsi. Selain itu, Kemenperin juga memiliki rumah kemasan sebanyak 24 unit yang memberikan pelatihan bagi pelaku UMKM agar mampu mengemas produk sesuai standar pasar. 

"Kami juga telah meluncurkan e-smart IKM dengan menggandeng market place yang ada," katanya. 

Dalam program bersama tujuh kementerian/lembaga lain ini, Kemenperin bertugas untuk meningkatkan manajemen keuangan dan pengadaan alat produksi, revitalisasi bangunan, pendampingan, bimtek, sosialisasi dan komunikasi, serta memfasilitasi sarana prasarana dan pasokan bahan baku.

Adapun, program ini memiliki peta jalan dari tahun ini hingga 2022. Dalam 4 tahun mendatang ditargetkan jumlah UMKM yang diberikan fasilitas mencapai 8.000 usaha dan pemerintah daerah mampu 100% membimbing UMKM yang berada di wilayahnya tanpa intervensi pemerintah pusat.

Kemenperin menjadi salah satu pihak yang berkolaborasi dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk meningkatkan daya saing industri kecil dan menengah yang bergerak di sektor obat tradisional, kosmetik, dan pangan.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang kuartal I/2018, industri kecil dan menengah tumbuh sebesar 5,25% y-o-y. Industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia mencatatkan pertumbuhan paling besar yaitu 33,37%, sedangkan industri pengolahan tembakau mencatatkan penurunan paling besar sebesar 50,87%.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper