Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ARLI: Penghiliran Rumput Laut Dipacu, tapi Ekspor Bahan Mentah Harus Tetap Jalan

Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) berharap ekspor rumput laut kering tetap diperbolehkan sekalipun penghiliran komoditas itu dipacu di dalam negeri.
Petani rumput laut memeriksa tanaman rumput laut di Pantai Ujungnge, Bone, Sulawesi Selatan, Selasa (31/10)./ANTARA-Yusran Uccang
Petani rumput laut memeriksa tanaman rumput laut di Pantai Ujungnge, Bone, Sulawesi Selatan, Selasa (31/10)./ANTARA-Yusran Uccang

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) berharap ekspor rumput laut kering tetap diperbolehkan sekalipun penghiliran komoditas itu dipacu di dalam negeri.

Ketua Umum ARLI Safari Aziz berpendapat kebijakan pemerintah hendaknya ditujukan untuk kemaslahatan seluruh pelaku usaha rumput laut, termasuk pembudi daya di hulu, bukan hanya industri pengolahan atau hilir dengan dalih memperoleh nilai tambah. Pembudi daya rumput laut selama ini turut menjadi mata rantai ekspor rumput laut kering.

Berdasarkan data ARLI, ekspor produk rumput laut tahun lalu masih didominasi oleh produk mentah, yakni 95% atau 184.292 ton berupa rumput laut kering. Adapun sisanya atau 7.783 ton berupa hidrokoloid (karaginan dan agar-agar).

"Jadi, berpikirlah pertumbuhan ekonomi dulu, pengentasan kemiskinan, juga devisa. Jangan hanya berpikir semua harus diolah," katanya, Senin (30/4/2018).

Menurut dia, ekspor bahan baku dan produk olahan hendaknya dapat berjalan beriringan alias double track. Apalagi, lanjut dia, rumput laut merupakan bagian rantai nilai global (global value chain commodity). Indonesia memiliki keunggulan komparatif di sisi ekspor rumput laut kering. Adapun negara lain mempunyai daya saing di sisi produksi hidrokoloid.

Di sisi lain, konsumsi karaginan untuk bahan penolong (pencampur) oleh industri makanan dan minuman, farmasi, dan kosmetik, di Indonesia masih rendah. Pasalnya, harga karaginan 4-5 kali lebih mahal dari substitusinya, seperti gelatin, tapioka, maizena, dan bahan kimia, meskipun mutunya lebih unggul karena tidak mengubah warna, aroma, dan rasa produk.

Soal penghiliran yang relatif tidak bergerak, sedangkan ekspor rumput laut mentah terus berjalan, menurut Safari, kondisi itu disebabkan oleh teknologi, modal, dan jaringan pasar yang terbatas, di samping konsumsi karaginan domestik yang tidak besar.

ARLI mengusulkan agar peningkatan kualitas dan kuantitas rumput laut harus tetap menjadi perhatian agar ekspor bahan baku dan produk olahan tetap berjalan. Menurut Safari, perlu insentif dan kemudahan untuk mendapatkan bibit unggul dan kebutuhan produksi bagi pembudi daya; teknologi pengolahan, sistem logistik, dan penanganan limbah bagi industri; serta jaringan pasar dan pembiayaan yang murah bagi seluruh pelaku usaha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper